Hidayatullah.com– Ribuan orang turun ke jalan di kota Berlin guna mempertanyakan kebijakan-kebijakan pemerintah semasa pandemi Covid-19 serta menyuarakan penolakan mereka atas rencana pembangunan kembali militer Jerman.
Dilansir DW, beberapa ribu orang hari Sabtu (3/8/2024) mengikuti demonstrasi di Berlin yang diselenggarakan oleh gerakan Querdenker. Kelompok ini dikenal sebagai penentang kebijakan pembatasan Covid-19 dan vaksinasi. Kurang-lebih pemikiran mereka mirip dengan kelompok penganut teori konspirasi di Amerika Serikat.
Selama unjuk rasa kemarin, kelompok itu menuntut asesmen ulang kebijakan-kebijakan pemerintah semasa pandemi dan menuntut pertanggungjawaban dari para pembuat kebijakan tersebut. Mereka juga rencana pemerintah untuk membangun kembali atau memperbesar kekuatan militer Jerman.
Aksi protes bergerak di sekitar kawasan pertokoan terkenal di Berlin Kurfürstendamm menuju Berlin-Tiergarten.
Di sana, sudah dipersiapkan panggung “kebebasan, perdamaian dan kegembiraan” yang diatur oleh inisiator gerakan tersebut Michael Ballweg.
Banyak di antara pengunjuk rasa menolak kebijakan-kebijakan pemerintahan koalisi pimpinan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang beraliran kiri-tengah.
Di antara tulisan yang dibawa pengunjuk rasa berbunyi “siap-Damai, bukan siap-Perang”, mengkritik pernyataan Menteri Pertahanan Boris Pistorius bahwa Jerman harus sudah siap untuk menghadapi konflik dengan Rusia pada 2029.
Menurut Kepolisian Berlin pada petang hari, aksi unjuk rasa berlangsung damai tanpa ada insiden dan tidak ada penangkapan.
Namun, ada beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh peserta unjuk rasa, seperti pelanggaran terhadap larangan menampilkan majalah “Compact,” yang dimasukkan oleh dinas intelijen domestik Jerman sebagai ekstremis sayap-kanan dan oleh karenanya dinyatakan terlarang.
Polisi memperkirakan sekitar 9.000 orang mengikuti aksi protes tersebut.
Kepolisian Berlin mengerahkan 500 personel untuk memantau demonstrasi tersebut dan beberapa aksi tandingan yang direncanakan.*