Hidayatullah.com– Inggris melakukan persiapan untuk mengevakuasi warganya dari Libanon apabila diperlukan, menyusul situasi memanas di kawasan Timur Tengah akibat menyusul pembunuhan terhadap pemimpin Hamas Ismail Haniyah di Teheran dan komandan Hizbullah belum lama ini.
Foreign, Commonwealth and Development Office dan Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Sabtu (3/8/2024) bahwa ahli-ahli konsuler, personel penjaga perbatasan fan militer telah dikerahkan ke kawasan itu sebagai bagian dari upaya menghadapi kemungkinan skenario konflik.
Kapal pendarat RFA Cardigan Bay dan HMS Duncan sudah disiagakan di bagian timur Laut Mediterania, dan pihak angkatan udara sudah mempersiapkan transportasi berupa helikopter, kata pernyataan tersebut, lansir The Observer.
Keputusan tersebut diambil setelah Menteri Pertahanan Inggris John Healey hari Jumat bertemu dengan sejawatnya Yoav Gallant dalam lawatannya ke Israel bersama Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy.
Hari Sabtu (3/8/2024) pemerintah mengulangi imbauan kepada warga Inggris di Libanon supaya segera pergi dari sana dengan tiket komersial apapun yang masih tersedia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah maskapai penerbangan mengumumkan bahwa mereka menghentikan penerbangan ke Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut.
Seorang duta besar negara Barat mengatakan kepada The Observer kemungkinan warga asing akan kesulitan untuk meninggalkan Libanon secara alami disebabkan sekitar 70% maskapai penerbangan yang biasanya terbang ke Libanon sudah menghentikan rutenya.
“Kami lebih banyak menunggu dan melihat. Skenario evakuasi mungkin juga akan melibatkan Israel, dan jika hal itu terjadi maka akan melibatkan beberapa lembaga,” kata dubes tersebut.
Sementara itu di Siprus, negara anggota Uni Eropa yang terletak di bagian paling timur dan terdekat dengan kawasan itu, sudah bersiaga untuk membantu evakuasi warga sipil dari Timur Tengah, dengan rencana negara kecil itu akan menjadi regional hub apabila konflik meluas.
Mengingat pentingnya posisi geografis dan peran negara pulau di Mediterania itu dalam situasi konflik yang mungkin akan terjadi, Dubes Swedia untuk Libanon pekan lalu sudah berpindah lokasi ke Nikosia, ibu kota Siprus.*