Hidayatullah.com– Aljazair menangkap tujuh orang termasuk empat warga negara Maroko yang dituduh menjadi anggota “jaringan mata-mata”, kata pihak kejaksaan hari Ahad, kurang dari sepekan menjelang pelaksanaan pemilihan presiden di negara Afrika Utara itu.
Para pejabat di Tlemcen, sebuah kota di wilayah barat laut dekat perbatasan dengan Maroko, mengatakan bahwa mereka yang ditangkap ditempatkan di tahanan sementara menyusul pembubaran “jaringan spionase dan intelijen yang berusaha membahayakan keamanan negara” baru-baru ini.
Penyelidikan atas sejumlah tuduhan termasuk kegiatan mata-mata untuk negara lain telah dibuka, kata jaksa, dengan tiga warga negara Maroko juga dituduh memasuki Aljazair secara ilegal.
“Jaringan ini merekrut warga negara Maroko dan Aljazair dengan tujuan melemahkan keamanan dan lembaga-lembaga administratif Aljazair,” imbuh kantor kejaksaan, seperti dilansir AFP Ahad (1/9/2024).
Ketegangan meningkat antara Maroko dan Aljazair yang berselisih mengenai sejumlah isu termasuk wilayah sengketa Sahara Barat dan normalisasi hubungan Rabat dengan Tel Aviv..
Aljazair memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko pada bulan Agustus 2021, mengecam serangkaian “tindakan permusuhan” yang dilakukan tetangganya.
Aljir menuduh Rabat mendukung gerakan separatis MAK, yang memperjuangkan kemerdekaan bagi wilayah Kabylie. MAK dianggap sebagai organisasi teroris oleh Aljazair.
Menolak tuduhan Aljazair, Maroko menganggap keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik “sama sekali tidak dapat dibenarkan”.*