Hidayatullah.com – Mahasiswa Columbia University memulai tahun ajaran baru 2024 dengan semangat baru, melakukan aksi demonstrasi pro-Palestina.
Aksi solidaritas Palestina tersebut menarik perhatian banyak orang terutama mahasiswa baru.
Pada tahun ajaran sebelumnya, para mahasiswa menggelar aksi demonstrasi kampus paling besar dan paling menegangkan yang pernah terjadi di Amerika Serikat.
Teriakan para demonstran pro-Palestina, yang sebagian besar wajahnya ditutupi dengan keffiyeh Palestina, terdengar hingga beberapa blok dari lokasi demonstrasi.
didengar beberapa blok dari lokasi demonstrasi pada Selasa pagi.
Melansir BBC pada Selasa (03/09.2024), mereka meneriakkan “Bebaskan Palestina” sambil memukul-mukul drum dan berbaris membentuk lingkaran di luar gerbang besi kampus terkenal di New York itu.
Nampak sejumlah mahasiswa baru dan staf menyaksikan demonstrasi sambil mengantri untuk masuk ke dalam kampus. Pihak universitas memberlakukan pemeriksaan identitas terhadap semua orang.
Tahun ajaran sebelumnya di Columbia berakhir dengan pembubaran dan penangkapan oleh Departemen Kepolisian New York terhadap para mahasiswa pro-Palestina yang berkemah di alun-alun kampus.
Mereka sempat menduduki gedung kampus, yang menjadi inspirasi lagu Macklemore “Hind’s Hall”. Sekitar 100 mahasiswa ditangkap oleh polisi yang berupaya membubarkan mereka..
Bulan lalu, Minouche Shafik – yang menjabat sebagai rektor Colombia University selama aksi perkemahan pro-Palestina dan mengizinkan penangkapan oleh polisi – mengundurkan diri.
Pada hari Selasa, para pengunjuk rasa pro-Palestina meminta para mahasiswa yang pulang untuk mengingat kembali mengapa mereka berdemonstrasi pada tahun ajaran lalu.
Rachel Black, seorang mahasiswa baru dari North Carolina, mengatakan bahwa ia melihat aksi protes tersebut sebagai bagian dari pengalaman belajar.
“Saya tertarik untuk menjadi lebih terdidik,” katanya. “Saya berharap dapat mempelajari tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam konflik ini.”
Berbagai protes telah dilakukan di Columbia University sejak serangan ‘Israel’ ke Gaza pada 7 Oktober 2023.
Sejak itu sekitar 40.000 orang Palestina telah terbunuh di Gaza, menurut kementerian kesehatan di wilayah terkepung tersebut.*
Baca juga: Demonstrasi Pro-Palestina Meluas di Kampus-Kampus Ternama AS