Hidayatullah.com– Boeing akan memangkas sepuluh persen tenaga kerjanya – memberhentikan 17.000 karyawan – dan menunda produksinya, karena perusahaan raksasa pembuat pesawat itu menghadapi berbagai masalah.
Pimpinan eksekutif Boeing Kelly Ortberg dalam surel yang dikirimkan kepada para staf mengatakan bahwa pekerja di semua tingkatan mulai dari eksekutif, manajer, sampai pekerja level bawah berisiko terkena PHK.
Boeing juga memperingatkan kerugian yang akan dialami divisi pembuatan senjata dan perlengkapan militer, serta pengunduran tanggal pengiriman pesawat 777X.
Kabar itu muncul di saat perusahaan menghadapi aksi mogok kerja dan meningkatnya kekhawatiran seputar kualitas pesawat-pesawat buatan Boeing.
Ortberg di dalam surelnya mengatakan pemutusan hubungan kerja akan dilakukan selama beberapa bulan ke depan, dan informasi lebih lengkapnya akan disampaikan oleh masing-masing kepala tim.
“Kondisi perusahaan kita dan pemulihan di masa mendatang memerlukan tindakan yang tegas,” kata Ortberg seperti dilansir BBC Jumat (11/10/2024).
Penundaan produksi pesawat 777X disebabkan munculnya sejumlah masalah saat pembuatan, serta penghentian uji terbang dan aksi mogok kerja yang terus terjadi.
“Kami sudah memberitahu pelanggan bahwa pengiriman pertama kemungkinan pada 2026,” kata Ortberg.
Sebulan terakhir serikat pekerja Boeing menggelar aksi mogok, sekitar 33.000 karyawan menuntut gaji yang lebih layak.
Pembicaraan tampaknya menemui jalan buntu pekan ini, kata kepala negosiator serikat pekerja, John Holden, kepada Reuters.
“Kami berkomitmen untuk jangka panjang dan anggota kami memahami hal itu,” kata Holden.
Perusahaan tersebut mendapat sorotan tajam dari Kongres AS setelah insiden pada bulan Januari, saat cacat produksi menyebabkan sebuah panel tiba-tiba terlepas dari badan jet Boeing 737-MAX tidak lama setelah lepas landas.
Beruntung tidak ada yang terluka dalam insiden itu, dan pimpinan eksekutif Boeing kala itu Dave Calhoun mengatakan pihak perusahaan “mengakui kesalahan kami”.
Sebelum itu sederet kecelakaan penerbangan terjadi pada pesawat buatan Boeing, salah satu yang paling fatal adalah jatuhnya pesawat 737 MAX 8 yang dioperasikan Lion Air di Laut Jawa tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada 29 Oktober 2018, sebanyak 189 orang kehilangan nyawanya.
Dua astronot Amerika Serikat sampai saat ini masih tertahan di International Space Station disebabkan pesawat luar angkasa Boeing Starliner yang mereka tumpangi saat berangkat pada bulan Juni dinyatakan tidak aman untuk membawa mereka pulang ke Bumi. Keduanya akan dibawa pulang dengan menumpang pesawat buatan SpaceX bulan Februari tahun depan.*