Hidayatullah.com– Seorang remaja yang disebut sebagai pasien manusia pertama flu burung di Kanada dikabarkan dalam kondisi kritis.
“Sebelumnya, dia adalah remaja yang sehat, jadi tidak ada kondisi yang mendasarinya,” kata Bonnie Henry, pejabat kesehatan Provinsi British Columbia, dalam konferensi pers pada hari Selasa (12/11/2024) seperti dilansir Reuters.
“Hal ini mengingatkan kita bahwa pada orang muda, ini adalah virus yang dapat berkembang dan menyebabkan penyakit yang cukup parah dan pemburukan keadaan yang saya sebutkan itu terjadi cukup cepat.”
Aparat kesehatan British Columbia hari Sabtu mengatakan bahwa provinsi itu sudah mendeteksi kasus pertama pada manusia flu burung H5 yang dialami seorang remaja.
Henry mengatakan pihak terkait masih berusaha mengidentifikasi varian apa yang menjangkiti anak tersebut.
Dia tidak mengungkapkan apa jenis kelamin dan usia remaja itu, tetapi menjelaskan bahwa dia pertama kali mengalami gejala pada 2 November dan kemudian dites pada 8 November ketika dibawa ke rumah sakit. Gejala-gejala yang dialaminya antara lain konjungtivitis, demam dan batuk.
Pada hari Selasa tanggal 12 November remaja itu menerima perawatan untuk sindrom gangguan pernapasan akut, katanya.
Remaja tersebut tidak terpapar lingkungan pertanian atau peternakan, tetapi bergaul dengan hewan-hewan anjing, kucing dan reptil, kata Henry. Sejauh ini sumber infeksinya belum berhasil diidentifikasi, dan masih terus ditelusuri.
Aparat kesehatan masyarakat telah mengidentifikasi dan menguji sekitar tiga puluhan kontak dan tidak menemukan siapa pun yang terinfeksi virus selain anak tersebut.
Flu burung sudah menginfeksi hampir 450 peternakan sapi perah di 15 negara bagian Amerika Serikat sejak Maret, dan otoritas pengendalian penyakit CDC telah mengidentifikasi 46 kasus flu burung pada manusia sejak April.
Di Kanada, British Columbia sejauh ini mengidentifikasi sedikitnya 26 tempat di seluruh provinsi, kata Henry pada hari Selasa, dan banyak burung liar telah dinyatakan positif. Kanada belum menemukan kasus flu burung pada ternak sapi dan tidak bukti virus tersebut mencemari sampel susu yang diperiksa.*