Hidayatullah.com – Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu menegaskan perang dengan Hizbullah dan Lebanon belum berakhir, meski sedang menerapkan gencatan senjata.
“Kami saat ini berada dalam gencatan senjata, saya tegaskan, gencatan senjata, bukan akhir dari perang,” ujar Netanyahu dalam sebuah rapat kabinet di Nahariya pada Selasa.
Tujuan gencatan senjata dengan Lebanon, lanjut Netanyahu, untuk mengembalikan para pemukim Yahudi ke pemukiman utara.
“Kami menegakkan gencatan senjata ini dengan tangan besi, menindak setiap pelanggaran, baik yang kecil maupun yang besar,” kata Netanyahu.
Netanyahu mengklaim bahwa Hizbullah telah secara serius melanggar perjanjian tersebut pada Senin dan mengatakan bahwa ‘Israel’ telah menyerang lebih dari 20 target di seluruh Lebanon sebagai tanggapan.
Sebaliknya, Perancis menuduh Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah lebih dari 100 kali, termasuk serangan pada hari Sabtu yang menewaskan tiga warga sipil Lebanon.
Pada Senin malam, ‘Israel’ menewaskan 10 orang di Lebanon selatan setelah melancarkan serangan udara terbesarnya sejak gencatan senjata diberlakukan minggu lalu, BBC melaporkan.
Pasukan penjajah ‘Israel’ mengklaim bahwa mereka menargetkan pesawat tempur, peluncur, dan infrastruktur Hizbullah dan mendesak pihak berwenang Lebanon untuk mencegah apa yang mereka sebut sebagai “aktivitas permusuhan” dari kelompok tersebut.
Hizbullah sebelumnya menembakkan dua mortir ke sebuah lokasi militer ‘Israel’ di Perbukitan Kfar Shuba sebagai tanggapan atas pelanggaran yang dilakukan penjajah.
Seperti Netanyahu, Menteri Pertahanan ‘Israel’ Israel Katz juga mengeluarkan ancaman pada hari Selasa, mengklaim bahwa tentara Lebanon bertanggung jawab untuk membubarkan Hizbullah atas nama ‘Israel’.
“Kami akan bekerja sekuat tenaga untuk menegakkan semua pemahaman perjanjian gencatan senjata, dan kami menunjukkan respon maksimal dan tidak ada toleransi,” kata Katz dalam sebuah kunjungan ke daerah perbatasan utara.
Katz mengatakan bahwa Lebanon harus “memberi wewenang kepada tentara Lebanon untuk menegakkan bagian mereka, untuk menjauhkan Hizbullah di luar [Sungai] Litani dan membongkar semua infrastruktur.”