Hidayatullah.com— Timothy Weeks, seorang guru bahasa Inggris berusia 54 tahun asal Australia, yang menghabiskan tiga setengah tahun dalam tahanan di Afghanistan, telah meninggal di Kabul pada hari Rabu.
Weeks, yang telah masuk Islam dan berganti nama Jibra’il Omar, memiliki menetap di Kabul hingga saat aja menjemputnya.
Akademisi Australia itu pernah menjadi dosen di Universitas Amerika di Kabul pada tahun 2016, ketika kemudia dia disandera oleh Taliban yang kini berganti menjadi Pemerintahan Imarah Islam Afghanistan, bersama dengan rekannya dari Amerika, Kevin King.
Dia disandera selama tiga tahun sebelum dibebaskan dalam pertukaran tahanan pada tahun 2019.
Kesepakatan pertukaran tahanan menyebabkan kedua pria itu dibebaskan dan ditukar dengan tiga tahanan Taliban, termasuk Anas Haqqani.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Imarah Islam Afganistan, Omar meninggal dunia di Kabul pada hari Rabu. Ia telah berjuang melawan kanker untuk “waktu yang lama”, demikian bunyi pernyataan tersebut.
“Dia ditangkap oleh Mujahidin Imarah Islam beberapa tahun lalu, kemudian dibebaskan dari penjara selama pertukaran tawanan, lalu dia memeluk agama Islam atas keinginannya sendiri dan mengubah namanya dari Timothy Weeks menjadi (Jabriel Omar),” bunyi pernyataan itu.
“Dengan penuh kesedihan, guru Australia Timothy Weeks, yang kemudian menggunakan nama Jibra’il Omar saat tinggal di Afghanistan, telah meninggal dunia hari ini. Inna Lillahi wa inna ilayhi raji’un. Beliau telah lama menderita penyakit kanker,” tulia seorang aktivis Afghanistan, Hamdan Rohan di akun X.
Diketahui, setelah memilih Islam, Timothy memilih menjadi seorang guru Bahasa Inggris di Kabul.
“Jabriel Omar bekerja sebagai guru bahasa Inggris di Kabul. Ia sangat menyukai Afghanistan dan Imarah Islam, dan berdasarkan hal itu ia menganggap Kabul adalah tempat terbaik untuk tinggal,” kata pernyataan Imarah Islam Afganistan (IEA).
Abdul Mateen Qani, juru bicara Kementerian Dalam Negeri IEA, mengatakan di akun X bahwa “Kementerian Dalam Negeri Imarah Islam Afghanistan menyampaikan kesedihan yang mendalam atas kematiannya dan menyampaikan belasungkawa kepada teman-teman dan kerabatnya,” tulisnya.*
Baca: Mantan Sandera Taliban Berencana Kembali ke Afghanistan untuk Melayani Rakyat