Hidayatullah.com – Kepala urusan pengungsi PBB Filippo Grandi pada Sabtu mengumumkan bahwa hampir 200.000 pengungsi Suriah telah kembali ke tanah air mereka sejak kejatuhan Bashar Assad pada Desember lalu.
Menurut laporan yang dipublikasikan oleh Grandi di X, sekitar 195.200 warga Suriah telah kembali ke rumah mereka antara tanggal 8 Desember dan 16 Januari.
“Saya akan segera mengunjungi Suriah – dan negara-negara tetangganya – seiring dengan peningkatan dukungan UNHCR kepada para pengungsi yang pulang dan masyarakat yang meerimanya,” kata Grandi.
UNHCR memperkirakan lebih dari 550.000 warga Suriah telah kembali ke rumah mereka pada tahun 2024, dengan provinsi Aleppo utara menjadi tujuan terbesar para pengungsi yang kembali, sekitar 23 persen.
Ratusan ribu warga Suriah telah kembali ke rumah tahun lalu ketika mereka melarikan diri dari Lebanon untuk menghindari serangan Israel selama konflik dengan kelompok yang didukung Iran, Hizbullah.
Kepulangan tersebut terjadi sebelum serangan kilat oleh pasukan anti-rezim akhir tahun lalu menggulingkan Assad, meningkatkan harapan akan berakhirnya perang saudara selama 13 tahun yang telah menewaskan lebih dari setengah juta orang dan membuat jutaan orang mengungsi ke luar negeri.
Turki, yang berbatasan sepanjang 900 kilometer (560 mil) dengan Suriah, menjadi tuan rumah bagi lebih dari 3 juta warga Suriah yang telah mengungsi sejak tahun 2011.
Pihak berwenang Turki, yang berharap dapat melihat banyak dari para pengungsi tersebut kembali, mengizinkan satu anggota dari setiap keluarga pengungsi untuk melakukan tiga kali perjalanan pulang pergi hingga 1 Juli 2025, untuk mempersiapkan pemukiman kembali mereka.*