Hidayatullah.com– Coca-Cola kemungkinan harus menjual minuman dalam kemasan botol plastik lebih banyak di Amerika Serikat apabila kebijakan tarif yang diberlakukan pemerintahan Presiden Trump akan menjadikan harga kemasan kaleng aluminium lebih mahal. Demikian dikatakan pimpinan eksekutif perusahaan itu James Quincey kepada para investor.
Hal tersebut dikatakan Quincey setelah Trump memerintahkan pengenaan pajak impor 25% untuk semua baja dan aluminium yang masuk ke Amerika Serikat, yang berpotensi mendongkrak kenaikan harga makanan dan minuman kemasan di negara itu.
Quincey mengatakan Coca-Cola akan menggunakan kemasan lain yang lebih hemat biaya supaya tetap dapat bersaing dengan produsen minuman lain.
“Sebagai contoh, apabila kaleng aluminium menjadi lebih mahal, kami akan lebih banyak menggunakan botol (plastik) PET,” ujarnya, seperti dilansir BBC Selasa (11/2/2025).
Beberapa tahun terakhir, Coca-Cola berusaha menjual produk lebih banyak dalam kemasan kaleng, sebagai bagian dari strategi marketing.
Kelompok-kelompok peduli lingkungan melabeli Coca-Cola sebagai “pencemar plastik global teratas” selama enam tahun berturut-turut.
Meskipun umumnya lebih mahal, kaleng aluminium juga jauh lebih mudah didaur ulang daripada botol plastik.
Amerika Serikat mengimpor hampir setengah dari aluminium yang dipergunakannya, menurut United States Geological Survey, sehingga tarif 25% atas semua impornya hampir bisa dipastikan akan membuat harga kaleng aluminium menjadi lebih mahal.
Trump juga menandatangani sebuah perintah eksekutif lain pekan ini yang akan memperparah polusi sampah plastik. Pengusaha properti itu mencabut larangan penggunaan sedotan plastik dengan alasan sedotan kertas “meledak” saat digunakan.*