Hidayatullah.com—Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengutuk serangan terhadap dua wanita Muslim di pusat perbelanjaan Melbourne sebagai tindakan yang ‘tercela’.
Ia juga menepis kritik dari banyak pihak bahwa otoritas Australia kurang memperhatikan upaya mengatasi Islamofobia dibandingkan anti-Semitisme (Anti-Yahudi).
Sebelumnya, Komunitas Muslim di negara itu, yang juga diikuti oleh pemain kriket Usman Khawaja, mengutip insiden 13 Februari di Melbourne sebagai contoh tanggapan pemerintah yang tidak memadai terhadap ancaman terhadap populasi Muslim.
Ketika ditanya oleh wartawan apakah pemerintah akan menanggapi lebih cepat jika serangan itu bersifat anti-Semit, Albanese menjawab bahwa serangan terhadap individu mana pun berdasarkan agama mereka adalah ‘tercela’.
“Saya memandang semua serangan terhadap individu berdasarkan agama mereka sebagai hal yang serius, dan mereka (para penyerang) harus diadili dengan hukuman seberat-beratnya,” katanya.
Awal pekan ini, Albanese menghadapi kritik tajam karena tidak segera mengutuk serangan terhadap dua Muslimah tersebut, lapor AFP.
Federasi Dewan Islam Australia (AFIC) mengatakan mereka prihatin dengan tren serangan terhadap umat Islam di negara tersebut. Mereka mengatakan, tanggapan pemerintah ‘masih sangat tidak memadai’, kata presiden federasi, Rateb Jneid, dalam sebuah pernyataan.
“Jika dibandingkan dengan perhatian cepat dan signifikan yang diberikan kepada insiden yang kurang serius yang memengaruhi komunitas lain, perbedaan dalam respons ini tidak hanya mencolok, tetapi juga tidak dapat diterima,” katanya.
Duta Besar anti-Islamofobia negara itu, Aftab Malik, pada tanggal 18 Februari mendesak para pemimpin Australia untuk mengutuk serangan tersebut dan meningkatkan upaya untuk memastikan penduduk Muslim di sana merasa aman.
“Segala bentuk kebencian harus dihentikan,” kata Aftab kepada lembaga penyiaran Australia ABC.
Khawaja membuat unggahan di media sosial pada tanggal 18 Februari yang mengatakan pemerintah mencoba untuk ‘menutupi’ serangan terhadap komunitas Muslim.
Para pemimpin Australia diketahui vokal dalam mengecam rentetan insiden anti-Semitisme yang terjadi beberapa bulan terakhir, di mana para pelaku membakar pusat penitipan anak di Sydney, melemparkan molotov ke sebuah sinagoge di Melbpurne, dan mencoret-coret grafiti anti-Semitisme di area warga Yahudi.
Polisi Victoria pada Rabu (19/2/2025) mengungkapkan seorang perempuan diduga menyerang dua perempuan Muslim masing-masing berusia 30 tahun dan 26 tahun. Keduanya mengalami cedera yang tak mengancam nyawa.
Kepolisian Victoria mengatakan, seorang tersangka wanita akan hadir di Pengadilan Magistrat Melbourne sehubungan dengan dugaan penyerangan tersebut.
Dua wanita Muslim berhijab yang jadi korban itu, termasuk satu yang sedang hamil. Korban dicengkeram dari belakang dan dicekik dengan jilbabnya di depan putrinya yang berusia 4 tahun saat dia sedang makan siang.
Wanita kedua, Ealaf Al-Esawie, mengatakan dia dipukul, ditampar, dan didorong hingga menyebabkan memar dan goresan. Para korban mengatakan mereka menjadi sasaran karena mengenakan jilbab.
Polisi telah menangkap Susan Gonulalan dan dia didakwa dengan sengaja dan sembrono menyebabkan cedera, penyerangan yang melanggar hukum, dan penyerangan yang diperparah.*