Hidayatullah.com– Sebanyak lima belas orang di Korea Selatan terluka, dua di antaranya serius, setelah dua jet tempur secara tidak sengaja menjatuhkan delapan bom di perkampungan saat latihan militer dengan menggunakan amunisi aktif.
Insiden yang melibatkan pesawat AU Korsel KF-16 itu terjadi sekitar pukul 10:04 waktu setempat (01:04 GMT) di kota Pocheon, dekat dengan perbatasan Korea Utara.
AU Korsel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden itu dan meminta maaf atas bencana yang ditimbulkannya, serta berjanji akan memberikan kompensasi kepada mereka yang menjadi korban.
Sementara selongsong amunisi terkadang mendarat di dekat permukiman penduduk, tetapi jarang menimbulkan korban luka atau nyawa.
Media lokal menyebutkan dua orang mengalami patah tulang di bagian leher dan bahu.Seorang pria berusia 60 tahun yang sedang mengendarai mobil saat ledakan bom terjadi mengalami luka akibat serpihan logam menancap dilehernya, lapor kantor berita Yonhap seperti dilansir BBC Kamis (6/3/2025).
“Saya sedang menyetir ketika saya mendengar suara ledakan,” kata orang itu dikutip media setempat. “Ketika saya tersadar, saya berada di dalam ambulans.”
“Jet tempur KF-16 kami secara abnormal menjatuhkan delapan bom MK-82. Bom-bom itu jatuh di luar area tembak,” kata Angkatan Udara Korea Selatan dalam sebuah pernyataan kepada BBC.
Pihak militer mengatakan salah satu pilot keliru memasukkan data koordinat, sehingga bom terjatuh di perkampungan masyarakat.
Tim penyidik belum dapat memastikan mengapa jet tempur kedua juga menjatuhkan bomnya. Seluruh rangkaian latihan dengan menggunakan amunisi hidup yang tersisa akan ditangguhkan, kata militer.
Sebuah bangunan gereja dan beberapa rumah penduduk dikabarkan rusak dalam peristiwa itu.
Pihak otoritas Pocheon sebelumnya pada hari Kamis mengatakan kepada BBC bahwa penduduk sudah dievakuasi sementara tim penjinak bom dikerahkan guna menyingkirkan bom-bom yang belum meledak.
Namun, pihak berwenang kemudian mengatakan bahwa mereka tidak menemukan ada bom yang belum meledak di lokasi, lapor Yonhap.
Kementerian Pertahanan mengatakan pelatihan hari Kamis itu berkaitan dengan latihan gabungan dengan pasukan Amerika Serikat.
Korea Selatan dan Amerika Serikat dijadwalkan menjalan serangkaian latihan gabungan dari tanggal 10 sampai 20 Maret, yang pertama sejak Donald Trump kembali ke Gedung Putih. Latihan ini digelar di tengah kekhawatiran atas menguatnya aliansi antara Korea Utara dan Rusia.
Saat dilakukan latihan bersama pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat pada 2022, tentara menembakkan rudal balistik jarak dekat yang mengalami malfungsi dan jatuh di sebuah lapangan golf di area pangkalan militer.
Sementara hulu ledaknya tidak meledak, rudal itu tetap terbakar dan menyebabkan kepanikan penduduk di sekitarnya.*