Hidayatullah.com– Tunisia menutup kamp-kamp tempat penampungan puluhan ribu migran tak berdokumen dari kawasan sub-Sahara Afrika, menyusul maraknya kampanye penolakan keberadaan mereka di media sosial.
Sekitar 20.000 migran mendirikan tenda di lahan-lahan di El Amra dan Jebeniana di bagian timur Tunisia, kata juru bicara Garda Nasional Houcem Eddine Jebabli kepada Jebali hari Jumat (4/4/2025).
Dia mengatakan sekitar 4.000 orang dari berbagai negara sudah meninggalkan salah satu kamp itu yang mulai dibersihkan oleh pihak berwenang. Operasi pembersihan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
Sebagian migran telah pergi “menyebar ke berbagai daerah pedesaan,” sementara ibu-ibu hamil dan orang sakit dirawat oleh otoritas kesehatan, imbuhnya.
Keberadaan kamp itu menyulut kemarahan warga lokal di desa-desa sekitar, sehingga menimbulkan ketegangan dengan pihak berwenang.
Jebabli mengatakan penduduk melakukan gugatan hukum karena kebun-kebun zaitun mereka diterobos oleh para migran.
“Adalah tugas kami untuk mengakhiri kekacauan ini,” kata Jebabli.
Presiden Tunisia Kais Saied pada 25 Maret mendesak International Organization for Migration (IOM) untuk mempercepat proses kepulangan sukarela para migran iregular ke negara-negara asal mereka.
Tunisia beberapa tahun terakhir menjadi batu loncatan di kawasan Afrika Utara bagi para migran yang nekat untuk menyeberangi Laut Mediterania dengan harapan mencapai Eropa.*