Hidayatullah.com– Seorang bekas analis CIA yang membocorkan dokumen rahasia tentang rencana Israel untuk menyerang Iran dijatuhi hukuman 37 bulan penjara.
Asif William Rahman, 34, mengaku bersalah pada bulan Januari atas dua dakwaan menyimpan dan mengirimkan informasi pertahanan nasional dengan sengaja berdasarkan Undang-Undang Spionase.
Pihak berwenang mengatakan bahwa, dengan menggunakan izin keamanan tingkat tinggi yang dimilikinya, Rahman mencetak, memotret, dan mengirimkan dokumen-dokumen rahasia, yang kemudian beredar di media sosial.
“Selama berbulan-bulan, terdakwa ini mengkhianati rakyat Amerika dan sumpah yang diucapkannya saat memasuki tugasnya, dengan membocorkan sejumlah rahasia negara kita yang paling dirahasikan,” kata John Eisenberg, asisten jaksa bidang keamanan nasional, dalam sebuah rilis pers seperti dilansir BBC Rabu (11/6/2025).
Pada bulan Oktober 2024, sejumlah dokumen yang tampaknya berasal dari sebuah badan di Departemen Pertahanan dipublikasikan di sebuah akun Telegram yang berkenaan dengan Iran.
Dokumen-dokumen tersebut, yang memiliki cap “top-secret”, bisa dilihat oleh Five Eyes, yang terdiri dari dinas intelijen negara Amerika Serikat, Inggris, Kanada, New Zealand dan Australia.
Bocoran dokumen itu juga kabarnya berisi penilaian AS terhadap rencana Israel menjelang serangan terhadap Iran dan pergerakan aset militer dalam persiapan penyerangan.
Salah satunya merujuk tentang kemampuan nuklir Israel, yang selama ini ditutupi dan tidak pernah diakui secara resmi.
Israel akhirnya melaksanakan serangan udara tersebut di akhir bulan Januari, menargetkan lokasi militer di beberapa wilayah sebagai tanggapan terhadap rudal yang ditembakkan oleh Teheran beberapa pekan sebelumnya.
Ketika ditanya tentang kebocoran tersebut, mantan Presiden Joe Biden mengaku “sangat khawatir”.
Rahman, yang bekerja di luar negeri, ditangkap oleh FBI di Kamboja dan dibawa ke wilayah AS di Guam untuk menghadapi tuntutan.*