Hidayatullah.com–Tawuran para remaja di Indonesia seakan bertolak belakang dengan kegiatan para remaja Muslim di Amerika Serikat. Remaja –apalagi yang dilahirkan dan dibesarkan di Amerika Serikat– sering kali diidentikkan dengan hura-hura atau kebebasan yang kebablasan. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh 20 remaja Diaspora Indonesia-Malaysia yang tergabung dalam kelompok Indonesian Malaysian Muslim Youth Group (IMMYG) baru-baru ini bertolak belakang dengan anggapan itu.
Pada hari Sabtu (13/5/2012) lalu, para remaja IMMYG menyambangi tempat penampungan pengungsi asal Afrika. Penampungan pengungsi ini terletak di sebelah utara downtown kota Dallas, Texas, USA.
Kelompok yang dipimpin oleh duet Amir (a high school senior) dan Nawal (a college freshman) mengajar dan menghibur puluhan anak-anak pengungsi. Mereka bernyanyi dan bermain dengan para pengungsi, serta membawa buah tangan. Para pengungsi ini adalah anak-anak yang kurang beruntung karena terpaksa harus meninggalkan kampung halamannya akibat perang atau bahaya kelaparan yang melanda benua Afrika. Menurut laporan FAO, badan urusan pangan PBB, lebih dari 5 juta orang di Nigeria, 3 juta orang di Mali, dan 1.5 juta di Burkina Faso sedang menghadapi krisis pangan karena kekeringan dan konflik perang yang ebrkepanjangan.
Uluran tangan remaja Diaspora Indonesia-Malaysia yang tampak sederhana, ternyata memberikan dampak yang sangat berarti bagi anak-anak pengungsi yang berusia 3 sampai 10 tahun ini.
Pada awalnya anak-anak ini tampak takut dan malu-malu karena baru pertama kalinya IMMYG mengunjungi mereka. Namun dengan keramah-tamahan khas Melayu dengan bahasa yang lembut dan santun, anak-anak itu langsung lengket dengan para remaja ini. Para remaja Muslim yang tumbuh dan besar di Amerika ini sangat fasih berbahasa inggris.
Anak-anak pengungsi ini terlihat sangat bahagia, dan menikmati sajian dari para remaja IMMYG. Terlihat pancaran wajah mereka yang bercahaya dihiasi bola mata yang berbinar-binar, serta senyuman yang merekah. Mereka tidak ingin kebahagiaan ini berakhir! Seorang anak perempuan berumur sekitar 7 tahun mendekat dan bertanya dengan tatapan penuh harap kepada Nawal, “Are you coming every Saturday?”
Apa yang dilakukan oleh remaja Diaspora Indonesia dan Malaysia ini adalah ajang mengasah empati untuk memberi dan berbagi sehingga para remaja ini bisa mencicipi rasa manisnya memberi dan bisa menikmati kepuasan batin ketika berbagi. Hanifah, salah satu anggota IMMYG menegaskan, “I had a good time. It was wonderful seeing our members and the kids have fun together.” Humaira menambahkan, “Teaching and playing with the kids was an amazing experience. It taught me how to be thankful for everything I have. I enjoyed it and would definitely want to do it again!”
IMMYG adalah kelompok remaja Indonesia-Malaysia di Dallas Fort Worth, Texas yang dibina oleh IMSA (Indonesian Muslim Society of America) Youth. Para remaja yang tergabung dalam IMMYG memiliki berbagai prestasi di bidang akademis. Hampir semua yang masih duduk di bangku SMA adalah menduduki ranking 10 besar di sekolahnya. Sedangkan yang duduk di bangku kuliah, sebagian besar mendapatkan beasiswa dari universitasnya. Bahkan dua orang remaja anggota IMMYG, Ifdal dan Louqman adalah penghafal Al-Quran 30 juz. Sedangkan Ajeng dan Radhiyah menjadi finalis lomba FBLA (Future Business Leaders of America) seluruh Amerika Serikat. Dan Astrid adalah peraih juara pertama lomba foto di negara bagian Texas. Dan masih banyak lagi remaja yang berprestasi yang tergabung pada organisasi IMMYG.
Akhir-akhir ini, geliat dakwah di Amerika semakin gencar dilakukan di mana-mana. Menurut sensus terakhir umlah masjid pun bertambah hampir 74 persen. Pada tahun 2009 tercatat 1209 masjid, dan kemudian jumlah ini menukik tajam menjadi 2106 masjid pada tahun 2010. Semarak dakwah di negeri para Koboi ini semakin terasa dengan keikutsertaan para pemudanya. Geliat dakwah Islam di Amerika ini, ternyata diikuti oleh kegiatan aktif dan positif para remaja Muslimnya.*/ Rudi Himawan, adalah pembina IMMYG yang berdomisili di Grand Prairie, Texas, USA