Hidayatullah.com–Kiblat studi Islam di kalangan Perguruan Tinggi Islam selama ini dianggap telah mengalami misorientasi (salah tujuan) dan disorientasi (tak tentu arah). Perguruan Tinggi Islam realitasnya lebih berkiblat ke negara-negara Barat dalam wacana studi Islam ketimbang ke negara-negara Islam sehingga menyebabkan terjadinya dekonstruksi (kerusakan) studi Islam.
Hal ini disampaikan Dr Syamsuddin Arief, Profesor Madya di Pusat Pengajian Lanjutan Islam, Sains dan Tamadun (CASIS), Universiti Teknologi Malaysia di hadapan ratusan mahasiswa UIN Ar-Raniry di Gedung B Fakultas Tarbiyah, Ahad (09/11/2014) kemarin.
Menurut Syamsuddin Arief, reorientasi studi Islam harus diarahkan ke Timur Tengah sehingga perguruan Tinggi bisa menyusun Worldview (cara pandang Islam) dalam melihat berbagai persoalan berdasarkan ajaran Islam, bukan dalam perspektif orientalis.
Dosen CASIS yang menguasai banyak bahasa dunia ini mengatakan bahwa orientalisme dan diabolisme adalah kelanjutan dari penjajahan atau imperilisme Barat terhadap dunia islam yang telah dimulai semenjak abad ke 15 Masehi.
Oleh karena itu setiap umat Islam khususnya mahasiswa sebagai calon intelektual ke depan harus lebih paham akan hal ini, agar kemudian umat Islam bisa bangkit dari penjajahan masa kini.
Pasalnya, paham orientalisme telah menjadi faktor utama pemicu keragu-raguan umat Islam terhadap ajaran Islam sehingga melahirkan berbagai produk pemikiran yang menyimpang.
Kuliah umum bertema “Orientalisme dan Diabolisme Intelektual” ini dimoderatori oleh Yusran Hadi, Lc, MA. Ketua Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesiaa (MIUMI) Aceh.
Acara ini diselenggarakan oleh Dewan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry bekerja sama dengan Gerakan Indonesia Tanpa JIL dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh dan berlangsung di Aula Gedung B Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Araniry.
Sementara itu, Pembantu Dekan III Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry, Dr. M. Syahbuddin Gade, MA, saat membuka acara menyampaikan pentingnya para mahasiswa untuk memahami studi orientalisme dalam Islam. Karena orang-orang Barat melakukan penghancuran umat Islam tidak lagi dengan perang akan tetapi serangan terhadap pendidikan dengan melakukan disorientasi pengetahuan. Misalnya banyak studi tentang hadits pada akhir abad ini dibuat oleh orang-orang Barat dengan pemahaman Barat, bukan Islam.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Padahal itu jauh berbeda dengan tujuan dan pandangan Islam”, ujar Syahbuddin.*/ kiriman TK Zulkhairi (Aceh)