Hidayatullah.com–“Sekularisme” menjadi tema kuliah Sekolah Pemikiran Islam (SPI) #IndonesiaTanpaJIL Bandung pada hari Selasa, 14 April 2015 kemarin.
Pada pertemuan keenam tersebut, kuliah yang diadakan di Aula Mi’raj Tours & Travel di Jalan Cihapit, Bandung, ini mengundang Akmal Sjafril, M.Pd.I. sebagai narasumbernya.
Pada awal kuliah, Akmal, yang juga seorang peneliti di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), mengatakan bahwa sekularisme muncul dari Barat.
Barat, imbuhnya, telah mengalami pengalaman yang suram dalam sejarah mereka.
“Mereka mengalami kemunduran dan kerusakan yang sangat berat, di masa-masa ketika Gereja menghegemoni di sana,” ujarnya.
Akmal juga menegaskan, Kristen telah ‘mati’ di Barat, sebab ia terpaksa mengikuti arus sekularisme.
“Kristen di Barat semakin tersekulerkan, dan orang Kristen menganggap bahwa sekularisme adalah konsekuensi dari ajaran Kristen.”
Hal ini, tambahnya, tidak terlepas dari Jaman Kegelapan atau Dark Ages yang pernah dialami Barat pada abad 5-15 Masehi. Saat itu, terjadi kemunduran kualitas hidup yang sangat luar biasa di seluruh wilayah bekas Romawi Barat.
“Pada saat itu, Romawi Barat runtuh, terjadi perang di mana-mana untuk memperebutkan wilayah, dan muncullah wabah penyakit yang sangat ganas. Ironisnya, Jaman Kegelapan ini terus berlangsung hingga masa-masa Gereja menghegemoni di seluruh Eropa,” ungkap Akmal.
Pengalaman buruk penganut agama Kristen di Barat ini juga tidak terlepas dari kenyataan bahwa ayat-ayat di dalam Bibel terbukti banyak yang bertentangan. Selain itu, Bible tidak mengajarkan moralitas yang baik, dan bertentangan dengan sains.
“Kondisinya berbeda dengan Al-Qur’an. Bibel mencoba menjelaskan sains secara mendetail, namun banyak yang terbukti salah. Sedangkan Al-Qur’an menjelaskan sains secara global, namun penjelasannya tepat, sebagaimana yang disebutkan oleh Maurice Bucaille dahulu,” jelas penulis buku Islam Liberal 101 ini.
Barat, bercermin pada pengalaman-pengalaman buruknya akan ajaran agamanya sendiri, kemudian memilih untuk menjadi sekuler. Agama Kristen yang masih dianutnya hanya diperkenankan mengatur hal-hal tertentu saja.
“Realitanya kini, Kristen telah ter-Barat-kan, bukan sebaliknya,” tambah Akmal.
“Oleh karena itu, jika ada orang bertanya, ‘Mengapa hanya Islam yang diserang oleh sekularisme sedangkan agama lain tidak’, maka kita harus mengoreksinya. Jika kini Islam bertarung sengit dengan sekularisme, hal itu menunjukkan bahwa hanya Islam-lah yang masih tegak berdiri di tengah berbagai serangan sekularisme, sedangkan yang lain sudah runtuh atau menyerah,” pungkas Akmal.*/Reka Ardi Prayoga