Hidayatullah.com– Dekan Fakultas Adab Universitas Raja Saud, Prof Dr Ali Al-Mayouf menilai, masyarakat Indonesia memiliki sifat-sifat baik yang pantas disebut sebagai pembawa risalah Islam.
Di antara sifat-sifat baik, tersebut, kata Al-Mayouf, adalah hikmah, merendah, dan dermawan.
“Sifat-sifat inilah yang membuat masyarakat Indonesia dapat bersatu dan bermasyarakat dengan baik dan beradab,” demikian menurutnya.
Hal itu disampaikan sebagai keynote speaker sekaligus tamu spesial pada acara pembukaan secara resmi Simposium PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika di Madinah, Arab Saudi, Senin (03/04/2017) pagi waktu setempat.
Baca: Raja Salman Apresiasi Penyambutan, Presiden Jokowi: Indonesia-Arab Saudi Dipersatukan Islam
Penilaian Al-Mayouf itu didasari pengalamannya selama bertahun-tahun menjadi pengajar dan mentor bahasa dan satra Arab.
Al-Mayouf selama ini juga menjadi konsultan King Abdullah bin Abdul Aziz International Center for The Arabic Language.
Dalam tugasnya sebagai konsultan itulah ia berkeliling dunia guna berbagi pengalaman dan mengajarkan bahasa Arab, di antaranya di Indonesia.
Ia termasuk telah berkelilling di banyak kota di Indonesia, bekerja sama dengan banyak kampus dan universitas, serta menjalani 11 kali kunjungan kerja.
Baca: Hangatnya Pertemuan Internasional Pelajar Indonesia Timur Tengah dan Afrika 2017
Poros Saunesia
Sementara itu, dalam sambutannya, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Kerajaan Arab Saudi dan OKI, Agus Maftuh Abegebriel, antara lain menyampaikan programnya selama setahun menjadi Dubes di Riyadh.
Di antaranya adalah poros Saunesia (Saudi Arabia – Indonesia) yang digagasnya sejak awal pelantikannya.
Poros ini menurutnya menjadi semangat baru diplomasi yang setara antara dua negara, dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Baca: Dai Saudi: Persatuan Saudi dan Indonesia Bisa Satukan Ahlussunah
Ia mengaku berhasil menyukseskan kunjungan kenegaraan Raja Salman ke Indonesia, Maret lalu, setelah untuk terakhir kalinya kunjungan Raja Faisal pada tahun 70-an di era Presiden Soeharto.
Pada acara itu, dilakukan pemukulan gong sebanyak lima kali oleh Agus Maftuh, tanda dimulainya secara resmi kegiatan Simposium PPI Kawasan Timur Tengah dan Afrika 2017.* Kiriman Muhammad Izzi, Madinah