Hidayatullah.com–Tabligh Akbar Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Bangil pada hari Rabu (12/04/2017) lalu di alun-alun Bangil dihadiri ribuan jamaah kaum Muslimin dari berbagai kota.
Peserta datang dari Pasuruan, Malang, Mojokerto, Blitar, Probolinggo, Sidoarjo, Surabaya, Gresik dan lain-lain. Bahkan sebagian di antara mereka datang pada Selasa malam Rabu, menginap di beberapa tempat yang telah disiapkan panitia.
Pagi-pagi jam 07.00, baik jamaah laki-laki dan perempuan sudah merapat ke alun-alun Bangil. Tidak hanya dari kalangan santri, tampak di antara mereka yang hadir banyak dari karyawan kantor dan pabrik, guru, pegawai toko dan lain-lain, meninggalkan pekerjaannya sebentar.
Kehadiran mereka diantaranya adalah karena kehadiran Habib Rizieq Shihab menjadi salah satu pembicara.
Begitu Habib Rizieq datang naik ke atas panggung, banyak jamaah yang selama ini mengaku hanya mengenal di media merasa senang.
“Masya Allah, Habib ini memang sosok luar biasa,” komentar seorang lelaki di kerumunan ribuan massa.
Baca: Aleppo, Kota Para Ulama Ahlus Sunnah yang akan jadi ‘Kota Syiah”?
Tabligh Akbar yang seolah menjadi ajang Aksi Bela Islam ini dibuka dengan sambutan beberapa tokoh ulama. KH. Nurkholis Musytari, ketua Jam’iyyah Ahlus Sunnah Bangil, mengawali sambutan.
“Umat Islam harus bisa mengamankan kota Bangil. Sebab Bangil ini kota Ahlus Sunnah. Tugas kita selain menjaga keamanan juga membentengi akidah Ahlus sunnah,” tegas kiai yang juga tokoh sesepuh masyarakat Bangil itu.
Kiai Nurkholis menyatakan mendukung penuh acara ini diadakan bersama beberapa ormas Islam di Bangil.
Kiai Nurkholis bahkan tak sempat memuji Habib Riziq, yang menurutnyabagiaan dari benteng umat.
“Kata Kiai Hasyim Muzadi, Habib Riziq dan FPI-nya itu benteng terakhir umat Islam di Indonesia,” ujar kiai yang langsung disambut pekikan takbir oleh ribuat umat Islam.
Sambutan kedua disampaikan oleh Ustadz Sholeh Drehem dari IKADI (Ikatan Dai Indonesia) Jawa Timur.
“Mudah-mudahan, di Bulan Sya’ban yang mulia ini, kehadiran kita menjadi saksi nanti di akhirat, bahwa kita bisa bersatu”, ujar tokoh yang juga anggota MUI Jawa Timur itu.
Sholeh mengingatkan bahwa sesungguhnya di akhir zaman itu umat dituntut untuk bersabar, karena banyak fitnah.
“Kita yang mayoritas ini seakan kalah dengan minoritas. Karena itu umat harus duduk bersama, berukhuwah karena Allah,” tegasnya.
Dirinya berharap,para kiai, ulama dan habaib selalu disatukan hatinya oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
Sementara ketua FPI Jawa Timur, Habib Haidar al-Hamid memberi sambutan berikutnya. Habib Haidar dengan suara nyaringnya menyayangkan pihak-pihak yang memfitnah ulama sebagai kelompok anti Pancasila dan kebinekaan.
“Justru ulama-lah yang setiap pada Pancasila. Ulama mengajarkan sila pertama. Ketuhanan Yang Maha Esa. Siapa yang tidak setuju dengan nilai ketuhanan, maka dia anti Pancasila. Dan siapa yang anti Pancasila harusnya hengkang dari NKRI,” tegasnya.
Menurut Habib Haidar, mencintai Pancasila ditandai dengan penegakan hukum. Jadi bila ada penista al-Qur’an harusnya segera dihukum.
Ia juga menyampaikan pesan KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Bahwa KH Hasyim Asy’ari itu menyerukan untuk memerangi orang yang menghina al-Qur’an.
“Jadi bila ada yang mengaku mencintai mbah Hasyim, tetapi membela penista al-Qur’an, maka sama saja dia maker terhadap mbah Hasyim Asy’ari.
Sebelum tausiyah disampaikan oleh Habib Rizieq Syihab, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Bakhtiar Nasir menyampaikan sambutannya.
Sambutan Bakhtiar dikemas berduet dengan pengurus GNPF-MUI lainnya, yaitu Dr Zaitun Rasmin yang membawakan acara dengan gayeng dan santai.
Bakhtiar menyampaikan bahwa setelah ada kasus fitnah yang bermacam-macam menimpa habaib dan ulama, tiba-tiba umat bisa bersatu membela ulama dan habibnya. Karena itu umat Islam Bangil siap bela Islam dan ulama.
“Harus siap tidak berpecah-belah dan meninggalkan baju-baju jamaah dan ormasnya, demi Islam dan ulama,” ujarnya di hadapan ribuan umat Islam Tabligh Akbar Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
“Kita dulu dikatakan tidak bersatu, tiba-tiba bisa bersatu membela habib dan ulama. Maka, umat Islam Islam Bangil harus bangkit membela Islam,” tegasnya.
Baca: Zaman Fitnah: Cegah Suami Selingkuh Justru Dicap Radikal!
Terakhir adalah ceramah yang dinanti-nanti masyarakat Bangil dari Habib Rizieq Shihab. Imam Besar FPI ini mengatakan ulama adalah pecinta NKRI. Pancasila juga merupakan rumusan panjang dari usaha para ulama.
Menurutnya, Ahlus sunnah yang sejati itu harus memiliki tiga karakter utama.
“Seorang yang mengaku Ahlus sunnah wajib hukumnya memiliki tiga karakter. Yaitu Cinta Allah dan Rasul-Nya, Cinta keluarga Nabi dan Sahabatnya, dan ketiga cinta ulama dan umat Islam,” tegasnya.

Karena itu, siapa saja yang mengaku Ahlus sunnah, tetapi membenci ulama dan habaib serta membela penista agama, maka dia bukan Ahlussunnah.
Beliau berpesan kepada ribuan jamaah yang hadir untuk bersatu melepaskan segala perbedaan furu’ yang ada agar kekuatan Islam makin kokoh.
“Musuh yang sedang kita hadapi adalah komunisme yang kembali bangkit, liberalisme yang menghancurkan sendi-sendi agama, serta kaum munafiq yang semakin hari semakin memecah belah umat Islam” pesan Habib Rizieq.*/kiriman AKH (Bangil)