Hidayatullah.com–Setiap Muslim pasti akan mendambakan kehidupan yang penuh dengan keberkahan. Hidup yang penuh berkah akan mendatangkan ketenangan, dengan limpahan kebaikan dan selalu mendapat petunjuk Allah Subhanahu Wata’ala sehingga berada di jalan yang diridhai-Nya.
Keberkahan bukanlah suatu pemberian Allah yang datang begitu saja secara tiba-tiba dengan tanpa sebab diturunkan kepada seseorang. Keberkahan merupakan sesuatu yang senantiasa diminta dan harus diupayakan oleh setiap manusia kepada pemiliknya, Allah Subhanahu Wata’ala.
Diantara sebab hadirnya keberkahan pada diri seseorang adalah dengan selalu mendekat kepada Allah, mendasari hidup dengan keimanan dan ketakwaan dalam semua kegiatan atau usaha dengan mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya.
Demikian antara lain disampaikan Dr Tgk H Teuku Chalidin Yacob MA, JP (Pendiri Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney, Australia) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (11/7/2018) malam.
”Keberkahan mendatangkan ketenangan hidup. Ada kalanya seseorang tidak berkah hidup meski banyak harta dan kekayaan. Ada orang mudah mencari harta, dia kaya-raya, tetapi tidak berkah. Hatinya selalu gelisah, hidup tidak tenang dengan berbagai keluhan. Sementara ada orang yang hidup sederhana seadanya, namun hidupnya tenang merasa cukup apa yang ada. Allah memberinya keberkahan dengan kesehatan, jauh dari sakit dan jauh dari kegelisahan batin,” ujar Ustaz Chalidin Yacob.
Pada pengajian yang dimoderatori Badaruddin S.Pd, M.Pd (Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Dayah Aceh) ini, Ustaz Chalidin juga menyampaikan firman Allah Subhanahu Wata’ala sebagai kunci utama meraih keberkahan dalam Surat Al-A’raf ayat 96, yang artinya, “Jika sekiranya penduduk suatu negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”.
“Di sini jelas kuncinya, dengan ketakwaan dan beramal saleh serta berikhtiar memperbaiki hubungan dengan Sang Khalik dan semua makhluk-Nya. Jika itu dijalankan, Allah akan memberikan kepada kita kehidupan yang baik,” sebutnya.
Namun, jika sebaliknya, seorang Muslim hidup jauh dari Allah, tidak bertakwa dan meningkatkan amal saleh, maka keberkahan sangat sulit didapatkan, sehingga mendapatkan penghidupan yang sempit, hati gelisah dan susah setiap saat, meskipun kadang mempunyai banyak harta kekayaan.
Bahkan, Rasulullah menyampaikan ada tiga hal yang akan menimpa umat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam di akhir zaman ini, salah satunya dicabutnya keberkahan dalam hidupnya karena kesalahan yang diperbuat.
Rasulullah bersabda, “Akan datang suatu zaman pada umatku nanti yaitu jauh dari ulama dan ahli-ahli fiqih (menghindar dan tidak mau menjalankan syariat), maka Allah akan menurunkan tiga musibah yaitu diangkatnya/dihilangkan keberkahan dalam hidup, akan dipimpin oleh peminpin yang zalim., serta keluar dari dunia ini/meninggal tanpa membawa iman”.
“Inilah tiga musibah yang menyengsarakan umat Islam mulai di dunia hingga akhirat kelak, akibat menghindar dari syariat Allah dan jauh dari ulama/ahli fiqh,” terangnya.
Disebutkannya, salah satu musibah seperti hadirnya pemimpin zalim, itu tidak datang begitu saja, karena peran semua kita juga ada dengan.
“Artinya, jangan hanya menyalahkan pemimpin zalim yang tidak amanah, tapi kita juga harus memperbaiki diri dan bertobat kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan yang sudah diperbuat. Hidupkan kembali amar makruf nahi munkar, maka Allah juga akan memperbaiki hidup kita dengan berbagai kebaikan dan keberkahan,” jelasnya.*/ Kiriman Teuku ZH (Aceh)