Hidayatullah.com–Bertempat di Aula Asrama Haji Yogyakarta, Selasa, (18/12/2018), Program Kaderisasi Ulama Universitas Darussalam Gontor (PKU Gontor) kembali menggelar koordinasi dakwah antar alumni regional Jawa Tengah dan sekitarnya.
Acara yang berlangsung pukul 20.00 s/d 22.00 malam dan dibuka oleh Direktur PKU Gontor Khoirul Umam, M.Ec ini telah empat kali diselenggarakan pada dan tempat yang berbeda.
“Malam hari ini kita berkumpul yang keempat kalinya, dulu pertama kali di Jakarta, kemudian reuni alumni PKU Gontor di UNIDA dan tahun lalu kita kumpulkan para alumni di daerah-daerah berdasarkan regionalnya di Jawa Timur, Jawa Tengah dan JABODETABEK, ”ujar Khoirul Umam.
Khoirul umam mengungkapkan tujuan diselengggarakannya acara ini adalah untuk mensinergikan para alumni PKU Gontor di daerah-daerah guna menghadapi tantangan umat Islam dalam ranah pemikiran dan dakwah, karena fenomena yang terjadi saat ini sangat mengkhawatirkan.
Adanya orang Islam yang tidak mengerti Islam, ia sholat, puasa, tahajud, akan tetapi ia tidak mengerti bagaimana menempatkan dirinya dalam ranah politik, ekonomi dan yang sangat menyedihkan adalah ketika ada orang Islam mengkerdilkan sesama Islam, menentang syari’at Islam, padahal Islam sebagai kesatuan yang saling menyatukan.
Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed, M.Phil Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSITS) dalam acara koordinasi dakwah ini menyampaikan perlunya alumni PKU Gontor mendidik generasi saat ini sehingga tersentuh dengan wordview Islam.
“Yang terpenting adalah bagaimana generasi sekarang tersentuh dengan Worldview Islam dan kesalehan individual, keimanan sudah ada tinggal di tingkatkan.Kita tingkatkan dengan banyak beramal, kalau ia melakukan amal-amal kebaikan sebenarnya ia sedang meningkatkan keimanannya,” tegasnya.
“Seperti yang pernah disampaikan pengurus YDSF Ir. H. Abdul Kadir Baraja, beberapa waktu yang lalu klasifikasi umat Islam ada tiga: pertama,mengerti Islam, peduli terhadap Islam dan membelanya. Kedua,mengerti Islam, namun tidak peduli dengan Islam. Ketiga, tidak mengerti Islam, tidak menjalankan Islam, dan tidak peduli Islam. Saya tambahkan keempat, tidak menjalankan Islam, tidak mengerti Islam, tidak peduli Islam dan memusuhi Islam,” tambah Dr. Hamid.
Doktor dari International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) Malaysia ini mengatakan, kemiskinan yang paling serius adalah miskin harta dan miskin ilmu. Padahal Allah memberikan kita salah satunya, kalau tidak diberikan harta diberikan ilmu atau sebaliknya.
“Ilmuwan tidak ada yang kaya, yang diberikan harta adalah konglomerat. Kalau bisa konglomerat ini kepeduliannya tinggi terhadap orang-orang berilmu kasus ini pernah terjadi pada masa kejayaan Islam para saudagarnya suka ilmu dan suka dengan orang-orang yang berilmu dan menafkahkan hartanya untuk kepentingan ilmu,” lanjut cendikiawan muslim yang akrab disapa Gus Hamid ini.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Direktur Program Pascasarjana dan dosen Filsafat Islam, Pemikiran Islam Kontemporer Universitas Darussalam (UNIDA), Misykat: Refleksi tentang Islam, Westernisasi, dan Liberalisasi.
Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi mengajak para alumni PKU Gontor saling berhubungan dan menguatkan komunitas yang sama-sama mengerti Worldview Islam, orientasi perjuangan Islam, problematika pemikiran umat, jangan sampai mencari-cari perbedaan karena kita adalah ahlusunnah wal jama’ah sebab di luar ahlusunnah wal jama’ah ada ahlusuyu’iyah (orang-orang yang memusuhi agama kita).*/Hibatul Wafi