Hidayatullah.com—Hari Sabtu (13/6) bertepatan dengan 20 Syawwal 1441 menjadi penanda dibukanya kegiatan Jawharuna Institute untuk masyarakat luas. Meski diadakan saat kondisi pembatasan sosial di berbagai daerah, ikhtiyar untuk menghadirkan kajian Islam yang berkualitas tetap dilaksanakan. Tema besar kajian yang disuguhkan seputar Pemikiran dan Peradaban Islam yang kurikulumnya telah disiapkan hingga akhir tahun 2020.
Khusus bulan Juni ini, tema yang diangkat adalah Islam dan Tantangan Zaman. Tema ini sebagai pengantar untuk membentuk kerangka berpikir bahwa Islam selalu siap menghadapi segala macam tantangan di setiap zaman.
Adnin Armas, M.A. Peneliti Jawharuna Institute menjadi pembuka dalam pertemuan pertama dengan judul Pandangan-Alam Islam dan Tantangan Pemikiran Kontemporer. Ia sekaligus mengenalkan Jawharuna Institute dan proyeksinya ke depan.
Pertemuan kedua akan diisi oleh sejarawan Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum. dengan judul Pancasila dan Piagam Jakarta. Momen ini khusus menyambut tanggal 22 Juni di mana pada tanggal yang sama 75 tahun yang lalu, terjadi gentlement agreement, kesepakatan para tokoh bangsa yang dikenal dengan Piagam Jakarta. Kajian ini juga ditujukan sebagai pelurusan paham mengenai Pancasila yang selama ini tafsirnya sering ditarik oleh penguasa mengikuti kepentingan penguasa, padahal sejatinya makna Pancasila itu sudah disepakati bersama.
Tantangan post-truth adalah judul untuk pertemuan ketiga yang akan diampu oleh Kang Arif Munandar Riswanto, Lc., M.Phil. Direktur Jawharuna Institute yang juga kandidat Ph.D dari Raja Zarith Sofiah-Centre for Advanced Studies on Islam Science and Civilisation (RZS-CASIS) Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Kang Arif akan menyajikan kajian mendalam bagaimana Islam menghadapi tantangan pemikiran seperti aliran pasca-kebenaran (post-truth) yang banyak berkembang di masyarakat.
Sajian penutup akan dihidangkan oleh Daeng Haerul Anwar, M.Phil. salah satu Peneliti Jawharuna Institute dengan judul Kristen dalam Pandangan Intelektual Muslim. Pemateri yang juga kandidat Ph.D dari RZS-CASIS UTM ini akan memaparkan bagaimana pandangan intelektual Muslim atas Kristen dan proses-proses dalam hubungan antar agama berdasarkan pandangan para intelektual di zamannya.
Jawharuna Institute (Ma’had Jawharuna) merupakan lembaga kajian pemikiran dan peradaban Islam yang concern mengkaji ilmu dan peradaban berasaskan pandangan-alam Islam (worldview of Islam) seperti telah dijelaskan oleh Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas.
Isu-isu keilmuan dan peradaban akan dikaji dalam kerangka pandangan-alam Islam. Jawharuna Institute berharap bisa menyambung kembali tradisi keilmuan ulama–kokoh pada asas dan bisa menjawab persoalan-persoalan baru. Muslim yang memiliki tradisi keilmuan kokoh. Dalam sejarahnya, ilmuwan-ilmuwan telah berhasil memberikan sumbangsih dalam kerja-kerja keilmuan dan peradaban—baik berupa mengembangkan konsep-konsep sendiri ataupun menanggapi dan menyelaraskan konsep-konsep asing agar sesuai dengan pandangan-alam Islam. Untuk mengikuti program-program Jawharuna Institute, bisa diikuti platform-platform media sosialnya: FB: Jawharuna Institute; Instagram: @jawharuna; twitter: @jawharuna.*/Fakhri Nurzaman