Hidayatullah.com- Sampai di bawah jalan tol Dupak, Tanjung Perak, Surabaya, mobil corak putih yang ditumpangi kru Pesantren Mahasiswa (PESMA) Dai – Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) harus diparkir di samping tol.
Kondisi medan tidak memungkinkan perjalanan dilanjutkan dengan roda empat. Tim harus menyeberangi sungai bawah tol, dengan menaiki perahu (getek) penyeberangan, untuk menuju titik acara, Mushalla al-Amin, Kampung 1001 Malam, yang jaraknya berkisar 2 KM dari tempat parkir mobil.
Tak ayal, barang-barang sumbangan, berupa al-Qur’an, buku Iqro’, air minum, dan snack untuk acara harus digotong.
“Ayo dibagi-bagi al-Qur’annya, biar tidak terlalu berat,” ujar Alim Puspianto, ketua rombongan.
Masing-masing personil yang berjumlah tujuh orang pun, membawa satu kardus. Kecuali fotografer. Nampak beberapa personel ngos-ngosan.
“Berhenti dulu. Ambil nafas. Keringat bercucuran ini,” pinta seorang personil yang langsung diamini oleh ketua rombongan.
Bukan hanya jarak yang menjadi ujian, akses jalan pun cukup menantang. Selain harus menyeberang sungai dengan getek itu tadi, tim juga harus menunduk-nundukkan kepala, ketika melewati lorong bawah tol. Terutama yang berbadan tinggi.
Pemandangan warga yang menjadikan lorong sempit sebagai tempat tinggal, menjadi potret yang mengharukan tersendiri.
Betapa tidak. Nampak beberapa tempat tidur, lemari pakaian yang sudah berwarna kusam serta reyot, dan layar kaca (TV) warga tergeletak tanpa ada sekat dinding.
Bagi-bagi al-Qur’an
Sabtu (27/03/2021) itu adalah kegiatan kunjungan tim Pesma Dai Jawa Timur menggandeng YAWASH dalam kegiatan tebar Al Qur’an ke Kampung 1001 Malam. Mereka membagikan al-Qur’an dan buku Iqro’ di Mushalla al-Amin, satu-satunya tempat ibadah masyarakat setempat.
Di tempat ini, kegiatan TPQ aktif. Puluhan anak-anak belajar di sana. Sayangnya, semangat anak-anak itu kurang ditopang oleh keberadaan al-Qur’an ataupun Iqro’ yang mendukung.
Selain kondisinya yang sudah lusuh dan robek bagian sampul dan sebagian kertas dalamnya, juga stok mushaf yang ada masih terbatas.
Ustadz Syamsul, pengajar di TPQ itu mengungkapkan. Selama ini, bila anak-anak kekurangan al-Qur’an, maka terpaksa bergantian mengaji.
Karena itu, ujar ustadz asal Madura ini, ia sangat bersyukur dan berterima kasih dengan bantuan yang diberikan oleh Pesma Dai Jawa Timur.
“Bantuan ini benar-benar sangat bermanfaat. Terima kasih banyak, semoga Allah membalas segala kebaikan,” ujarnya dalam sambutannya.
Selain itu, ustadz murah senyum ini pun berharap, ke depannya bantuan yang diberikan jangkauannya lebih luas. Bisa berupa bantuan sosial atau pendidikan. Mengingat warga dan anak-anak sangat membutuhkan.
Sementara itu, Alim Puspianto, ketua Pesma Dai Jawa Timur, mengungkapkan, bahwa bantuan yang diberikan saat ini, merupakan titik awal upaya pembinaan di Kampung 1001 Malam oleh Pesma Dai Jatim.
Ia pun meminta doa kepada jamaah, semoga ke depannya bisa lebih mengambil peran lagi dalam memberikan pembinaan warga-warga pinggiran, khususnya di Kampung 1001 Malam.
“Mohon doanya, semoga Allah permudah dan dicatat sebagai amal ibadah di sisi-Nya,” doa Alim, sapaan akrabnya.* (Ahmad Muzakki/Direktur Pesma Dai)