Tiada suatu yang gratis di dunia ini. Kata ini mungkin sangat tepat untuk melihat motivasi serangan AS dan sekutunya ke wilayah Iraq. Kendati berkali-kali AS dan sekutunya membela diri bahwa serangannya ke Iraq untuk kepentingan rakyat Iraq sendiri, toh berbagai bukti makin terpampang di depan mata. Beberapa hari lalu, setelah diberitakan beberapa kabinet boneka AS telah siap-siaga di Kuwait, kini beberapa media asing melansir AS dan sekutunya sudah memulai menguasai perusahaan-perusahaan minyak di Iraq yang merupakan produksi minyak terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Dara Attar, salah seorang keturunan Kurdi yang dijadikan tangan kanan AS untuk merampas aset-aset Iraq mengaku dengan jujur akan segera menguasai minyak Iraq. Kami akan memecahkan monopoli minyak,” kata Dara Attar kepada AFP. Negara baru ini akan dijadikan bentuk negara federasi, ujar Dara. Dara, merupakan salah satu tokoh dari 15 orang yang akan dijadikan boneka AS di Iraq selepas perang. Iraq mungkin akan terus menjadi anggota Oraganisasi Negra-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), tetapi ia sudah tidak akan memainkan peran penting di pasaran minyak antarabangsa yang selama ini paling ditakuti Barat khususnya AS. Saat ini, Iraq mengeluarkan 2.2 juta ton minyak sehari, jauh dari kuota yang ditetapkan oleh OPEC yang 3.2 juta ton,” katanya. Dara juga menambahkan, kerugian sejak Perang Teluk 1991 akan membuatkan OPEC tidak akan menghentikan produksi minyak. AS merangkul beberapa orang yang selama ini dikenal amat bertentangan dengan Saddam. Diantaranya, Kesatuan Patriotik Kurdistan dan Partai Demokratik Kurdi. AS juga merangkul kelompok Syiah Iraq, Sairi, serta Kongres Kebangsaan Iraq (INC). Ibarat sambil menyelam minum air, AS tidak ingin rugi setelah jutaan milyar biaya perang yang telah dikeluarkannya untuk Iraq.(AFP/Cha)