Mereka menyampaikan pengunduran dirinya di hadapan ratusan staf koran tersebut dalam suasana emosional di ruang berita. Ironisnya, di ruang tersebut, setahun yang lalu, mereka merayakan keberhasilan meraih penghargaan Pulitzer untuk yang ketujuh.
Pemilik koran itu, Sulzberger Jr., mengaku sangat sedih atas pengunduran diri kedua bawahannya tersebut. Namun, dia harus menerima kenyataan itu. “Howell dan Gerald memutuskan akan lebih baik bagi Times jika mereka berhenti,” ungkapnya.
Keduanya mundur karena merasa paling bersalah, yakni menugaskan Blair meliput kasus penembakan jitu di Washington. Padahal, editor koran itu sudah mengeluhkan sejumlah kesalahan Blair dalam berita-berita sebelumnya.
“Ini adalah hari yang mengecewakan saya,” kata penerbit koran tersebeut, Arthur Sulzberger Jr para wartawan.
NY Times mengumumkan bekas Editor Eksekutif, Joseph Lelyveld, sebagai Editor Eksekutif sementara dan akan memikul tanggungjawab Raines.
Kedua mantan editor itu meletakkan jabatannya berkaitan dengan kasus plagiat seorang wartawannya bernama Jayson Blair (27) yang telah melakukan plagiat berita dalam laporannya dalam serangan ke Iraq.
Hingga kini, beberapa penelitian telah membuktikan bila Blair telah dicurigai melakukan plagiat berita tidak kurang 36 sampai 37 tulisan dalam bulan Oktober dan April.
Blair sudah menyatakan mundur pada awal Mei lalu setelah membuat kasus yang memalukan selama 152 tahun keberadaan Times. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa dia melakukan sejumlah penipuan jurnalistik.
Kedua orang penting ini sebelumnya telah mendapatkan dikritik pedas dari berbagai kalangan perihal liptutan palsu Blair
Dalam pengunduran dirinya, Raines menyatakan rencananya kembali menulis dan belajar sejarah. Dia juga akan kembali menekuni hobi melukis dan fotografi. Sedangkan Boyd yang merupakan salah seorang wartawan kulit hitam terkemuka memilih Blair dengan dalih menjalankan komitmen Times untuk memiliki staf dari berbagai ras. Karena itu, dia memberikan kesempatan kedua kepada Blair.
Belajar dari kasus tersebut, koran itu lantas berkomitmen mengkaji kebijakan ruang berita, termasuk praktik kepegawaian, penggunaan sumber-sumber informasi, staf freelance, dan praktik dateline. (ap/rtr/jp/bh/cha)