Hidayatullah.com—Anmesty International menyeru otoritas Nigeria agar mengatasi ketidakamanan yang semakin meningkat, setelah organisasi tersebut mengatakan bahwa sejak Januari 2018 sudah 1.800 orang dibunuh di negara itu.
Dilansir BBC Kamis (28/6/2018), Amnesty mengatakan pembunuhan-pembunuhan itu diakibatkan konflik antara pengembala (yang hidup nomaden) dan petani, bentrokan antar kelompok masyarakat, pemberontakan Boko Haram sertai aksi kriminal para bandit.
Sekretaris pers oposisi Partai Rakyat Demokrat Kola Ologbondiyan mengatakan Nigeria di bawah kepemimpinan Presiden Muhammadu Buhari berubah menjadi tempat “prosesi pemakaman” dan dia perlu didepak melalui pemilu tahun depan.
Akhir pekan lalu, sedikitnya 86 orang terbunuh di negara bagian Plateau, di mana kelompok penggembala nomaden yang bersenjata lengkap menyerang beberapa desa pertanian.
Amnesty mengatakan bahwa penyerang, seringkali berjumlah ratusan, berada di lokasi selama berjam-jam tanpa ada intervensi dari pihak keamanan.
Dalam pernyataan hari Kamis, Presiden Buhari mengatakan bahwa meskipun banyak menghadapi kendala, pemerintah sudah mencetak kesuksesan yang terlihat dalam mengatasi masalah keamanan.*