Hans Blix terkesan sudah tidak sabar dan menyatakan keberangannya kepada AS. Ia melukiskan, sejumlah anggota pemerintahan AS sebagai “bastards” (haram jadah). Kalimat- kalimat dari ucapannya yang sangat sarkastis itu muncul pada berita harian Inggris, The Guardian, edisi Rabu (11/6).
Ia mengatakan, selama menjabat tiga tahun, bastards itu telah menghambat tugas-tugasnya. Hans Blix adalah Ketua Tim Pemeriksa Persenjataan PBB (UNMOVIC). Posisi itu ia tinggalkan pada bulan Juni 2003 ini juga. Tugas intensifnya selama ini termasuk memeriksa keberadaan senjata pemusnah massal (weapons of mass destruction/WMD) Iraq.
Ia berkali-kali mengatakan bahwa Iraq-sejauh hasil pemeriksaan UNMOVIC-tidak terbukti memiliki WMD meskipun masih banyak yang harus dikonfirmasikan.
Beberapa hari sebelum AS menginvasi Iraq, Saddam Hussein meminta Blix bersama Ketua Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Mohammed El Baradai datang ke Baghdad. Undangan Saddam itu bertujuan menuntaskan berbagai hal yang masih dibutuhkan UNMOVIC dan IAEA. Namun, AS tidak memberikan mereka izin pergi ke Baghdad. Dan, kemudian, tanggal 20 Maret lalu, AS membombardir Iraq dengan alasan bahwa Iraq memiliki WMD yang mengancam dunia.
“Saya mengetahui ada beberapa orang pengecut dan suka memfitnah saya di Washington. Ada beberapa bastards yang menyebarluaskan kebohongan, tentu dengan menyebarkan hal- hal buruk di media. Sebenarnya, saya tidak terlalu peduli dengan hal itu,” katanya.
Blix juga menuduh Washington memperlakukan PBB sebagai kekuatan asing, yang bila perlu, dibuat tenggelam tanpa jejak. Blix yakin ada sejumlah orang pada pemerintahan Presiden George Walker Bush yang tidak peduli dengan keberadaan dan eksistensi PBB.
Ketimbang melihat PBB sebagai badan kolektif dalam pembuatan keputusan, Washington memandang PBB sebagai kekuatan asing yang bila perlu harus ditenggelamkan meskipun AS pernah menggunakan posisi PBB untuk kepentingannya sendiri.
Ketika ditanya, apakah ia juga menjadi target kampanye buruk Washington, Blix menjawab, “Ya, saya mungkin jadi sasaran mereka pada tingkat lebih rendah.” Ia telah menjadi korban perlakuan semena-mena AS tentang WMD Iraq.
“Lebih kurang hubungan saya dengan AS baik,” ujarnya. Namun, niat AS sudah telanjur semakin gencar menyerang Iraq. Untuk itu, Washington menggunakan laporan dari UNMOVIC dan membumbui laporan-laporan soal WMD Irak dengan bahasa yang lebih meyakinkan, bahwa Irak itu berbahaya.
Blix mengaku, selama ini hubungannya dengan AS sangat baik Namun tiba-tiba sikap Washington memaksanya untuk mengatakan adanya senjata pemusnah massal sehubungan dengan tugasnya sebaga tim pemeriksa senjata di Iraq.
“Pada umumnya hubungan saya dengan AS adalah baik tetapi menjelang perang ke atas Iraq, Washington `menekan’ para pemeriksa supaya mengemukakan lebih banyak bukti mengenai senjata Iraq dalam laporan mereka.”
Ia ditanya soal apakah Iraq benar-benar memiliki WMD. Untuk itu, ia tetap mempertahankan pendapatnya bahwa sejauh hasil pemeriksaan, tidak ada bukti Iraq memiliki WMD. Masalahnya, AS kemudian memutar isu dari mempertanyakan keberadaan WMD menjadi keberadaan programnya, bukan tentang WMD. Hal itu menyulitkan UNMOVIC. (afp/um/mi/cha)