Hidayatullah.com–Ahad (14/7/2003) kemarin, Sheikh Jaber Al-Ahmad dilantik menjadi Menteri Luar Negri dan adiknya, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Sabah menjadi Perdana Menteri baru Kuwait. Sheikh Sabah merupakan orang pertama selain Putra Mahkota yang akan mengetuai kerajaan di negara kaya minyak itu. Semenjak Sheikh Saad Al-Abdulla Al-Sabah menghadapi masalah kesehatan yang kian memburuk, berikut kejatuhan rejim Saddam Hussein di negara Iraq awal tahun ini, desakan Amerika Serikat (AS) di negara itu untuk melakukan perubahan telah menyebabkan keluarga diraja Kuwait mengalami tekanan di dalam dan di luar negeri. Tekanan itu tak lain meminta lebih banyak kekuasa pemerintahan keluarga kerajaan diserahkan kepada rakyat. Walaupun jabatan-jabatan penting dan strategis pemermintahan masih berada dalam kekuasaan keluarga kerajaan, para penganalisis melihat keputusan pemisahan jabatan tersebut merupakan satu langkah ke depan bagi melakukan perubahan di Kuwait. Berdasarkan tradisi kelembagaan Kuwait, Emir Kuwait dan Putra Mahkota tidak boleh dikritik Pemisahan jabatan ini, merupakan peristiwa pertama kali sejak Kuwait mencapai kemerdekaan pada tahun 1961. (rtr)