Hidayatullah.com–Meski AS selalu menyebut diri sebagai kampiun demokrasi dan sponsor liberalisme, toh faktanya, rakyat di negara ini masih terus melakukan diskriminasi terhadap warga Islam.
Laporan CAIR (The Council on American-Islamic Relations), lembaga yang memperjuangkan hak-hak warga muslim AS, Rabu, (16/7/2003) kemarin melaporkan; teror, intimidasi dan tindakan anti-Islam yang menimpa warga Islam di AS meningkat 15 persen semenjak serangan 11 September 2001 hingga kini.
Menurut catatan CAIR yang disampaikan dalam laporan tahunan ke-8 CAIR kemarin, kategori diskriminasi saja, yang masuk tercatat dalam laporan menunjukkan 602 angka aduan pada 2002.
CAIR menunjukkan, peristiwa ini merupakan dampak dari kebijakan FBI dan pemerintah AS yang selalu mengaitkan orang Islam dengan USA Patriot Act. Sejak tahun 2002, sikap kebencian dan serangan terhadap institusi dan lembaga Islam terus meningkat. Dari 28 kasus yang terjadi pada tahun 2000 meningkat menjadi 481 pada 2001.
Laporan CAIR menunjukkan, pada bulan Maret 2002. FBI intimidasi dengan cara melakukan penggeledahan aktivitas keseharian mereka, bahkan termasuk melakukannya di tempat-tempat umum bahkan jalan raya. Bulan Desember 2001, tiga lembaga Islam ditutup pemerintah AS.
Bulan lalu, beberapa lembaga Islam-Amerika termasuk Institut Pemikiran Islam (IIIT) ditutup. Beberapa orang melakukan gugatan pada tv CBS sebilai 80 juta USD karena telah menuduh mereka memiliki hubungan dengan pemimpin al-Qaidah, Usama Bin Ladin.
Tahun 2002 beberapa keluarga dan pengusaha muslim di Virginia dan Georgia, diharuskan memiliki kartu visa ‘khusus’ dan ditanyai dengan segala hal yang memiliki hubungan dengan Iraq.
Catatan CAIR juga menunjukkan meningkatnya kebencian tokoh-tokoh Kristen menyerang Islam. Diantaranya, pemimpin Kristen Evangelis Franklin Graham, Jerry Falwell dan Pat Robertson.
Beberapa kejadian buruk yang banyak menimpa warga muslim AS terjadi di California, Florida, Virginia, New York, Ohio, Michigan, Texas, dan Maryland.
“Lebih dari beberapa tahun, setiap hari pengalaman buruk menimpa warga Islam di sekolah, tempat kerja, air port…,” ujar CAIR Research Director, Dr. Mohamed Nimer. (bh/cha)