Hidayatullah.com–Harian The Straits Times melaporkan semalam, tindakan itu menyebabkan Lembaga Gereja Singapura terpaksa harus turun tangan. Apalagi semenjak polemik ini muncul, beberapa orang dikabarkan melancarkan kempanye melalui internet.
Mereka menganggap homoseksual bukan saja suatu dosa, malah jauh lebih berbahaya.
Seperti dikutip Time Perdana Menteri Goh Chok Tong mengaku pemerintahannya kini secara terbuka memberi kesempatan kaum homoseksual untuk dapat bekerja di tempat umum.
Keputusan pemerintah itu dibuat secara diam-diam untuk mengelak kemarahan golongan konservatif di republik itu.
Dalam wawancara yang lakukan Februari lalu, Goh turut menekankan keperluan rakyat mengubah pemikiran mereka dengan menyebut “ketika Singapura mencari jalan untuk kemunculan barunya.’
Menurut The Straits Times, Lembaga Gereja Singapura dikabarkan akan mengadakan pertemuan dan dijangka akan mengeluarkan kenyataan resmi mengenai polemik ini.
Selain itu, 20 penganut Kresten dari berbagai aliran dikabarkan turut berkumpul guna mendukung agama mereka untuk menangani ‘keadaan tegang’ akibat keputusan pemerintah tersebut.
“Kita tidak boleh berdiam diri saja. Homoseksual adalah satu dosa dan jauh lebih berbahaya. Garis pertikaian sudah terjadi dan tiba masanya bagi pihak gereja Singapura bangkit dan menyatakan pendiriannya,” katanya.
The Straits Times juga meminta penganut agama untuk menyuarakan kebimbangan mereka kepada anggota Parlemen.
Isu mengenai homosksual ini turut hangat dan dibicarakan di kalangan media setempat.
Dalam sepucuk surat yang disiarkan kemarin, Dr Thio Su Mien dan delapan orang dari elemen masyarakat menandatangani surat pernyataan , “kita tidak harus membenarkan masyarakat kita secara perlahan-lahan terjejas dengan agenda tersendiri golongan homoseksual itu.’ (bh)