Hidayatullah.com–Dr. Milomir Stakic, walikota Prijedor di Bosnia baratlaut selama perang Bosnia 1992-1995, dinyatakan bersalah atas tuduhan pembasmian, pembunuhan dan penyiksaan, namun dibebaskan dari tuduhan pemusnahan golongan bangsa oleh pengadilan PBB itu.
Stakic (41) disebut-sebut sebagai politikus utama yang memainkan peranan inti dalam sepak-terjang Serbia Bosnia mengusir warga Muslim dan Kroasia dari daerah Prijedor dan membangun kamp-kamp penahanan dimana orang non-Serbia dibunuh dan disiksa selama operasi teror.
Lebih dari 1.500 orang tewas dan 20.000 lain dideportasi ketika pasukan Serbia Bosnia memasuki kota-kota dan desa di Prijedor setelah apa yang disebut hakim sebagai “kudeta” oleh orang-orang etnik Serbia yang menentang kemerdekaan Bosnia dari Yugoslavia yang didominasi Serbia.
Hakim mengatakan bahwa walikota tersebut, yang tetap tenang selama pembacaan putusan, memimpin pengambilan keputusan untuk mendirikan kamp-kamp Omarska, Keraterm dan Trnopolje, yang sinonim dengan horor pembersihan etnik.
“Pengadilan mendapati bahwa kejahatan penyiksaan dan pembasmian merupakan inti dari tindakan kriminal Dr Stakic. Dr Stakic adalah salah satu aktor utama dalam operasi penyiksaan ini,” kata hakim ketua Wolfgang Schomburg.
Tayangan media dari kamp-kamp itu pada Agustus 1992 yang menunjukkan orang-orang yang kelaparan di balik pagar kawat berduri, yang mengingatkan kamp-kamp kematian Nazi dalam Perang Dunia II, menyulut amarah dan tuduhan mengenai rencana Serbia Bosnia untuk membasmi saingan-saingan etnik mereka.
Hukuman itu merupakan vonis paling keras yang dijatuhkan oleh Pengadilan Kejahatan Perang Internasional bagi eks-Yugoslavia (ICTY) sejak pengadilan itu dibentuk dengan resolusi Dewan Keamanan PBB satu dasawarsa lalu, untuk mengadili para pelaku kejahatan selama pembubaran Yugoslavia pada 1990-an.
Hukuman terlama sebelumnya dijatuhkan pada komandan Serbia Bosnia Radislav Krstiv yang divonis penjara 46 tahun pada 2001 karena peranannya dalam pembantaian lebih dari 8.000 Muslim Bosnia di Srebrenica pada 1995.
Kejahatan-kejahatan Serbia di Bosnia, mulai dari pemboman kerumunan orang yang mengantre roti di Sarajevo hingga pembantaian di Srebrenica, telah membuat takut dunia, yang kemudian menyulut sanksi-sanksi PBB, serangan udara NATO dan diplomasi yang berpuncak pada perjanjian perdamaian 1995.
Hukuman itu mengejutkan sejumlah ahli hukum, yang membandingkannya dengan vonis yang lebih lunak terhadap mantan Presiden Serbia Bosnia Biljana Plavsic pada Februari lalu dalam kasus kejahatan kemanusiaan. Namun, para jaksa mengatakan, vonis Kamis itu mencerminkan besarnya kejahatan Stakic.
Stakic adalah anggota menonjol dari Partai Demokrasi Serbia (SDS) yang dipimpin Presiden Serbia Bosnia Radovan Karadzic, yang menjadi salah satu buronan utama pengadilan tersebut atas tuduhan pemusnahan golongan bangsa. (ant)