Hidayatullah.com–Pengungkapan tentang kebohongan itu diungkapkan oleh surat kabar The New York Times, edisi Sabtu (9/8), dengan mengutip para pakar Badan Intelijen Pertahanan (DIA).
Para pakar tersebut memberi kontradiksi pada dokumen yang dibuat lembaga mereka dan badan intelijen pusat CIA yang mempublikasi dokumen penemuan tersebut pada 28 Mei lalu.
DIA dan CIA dalam dokumen tersebut menyatakan gas hidrogen yang ditemukan di Irak itu dimaksudkan untuk pembuatan persenjataan biologi. Namun ketika itu pihak intelijen Deplu AS menyatakan hal sebaliknya yang Juni lalu menyatakan hidrogen tersebut bukan bagian dari sistem persenjataan.
Sejumlah analis pertahanan AS, yang dimintai konfirmasinya oleh The New York Times, mendukung pernyataan Deplu dan menegaskan hidrogen tersebut bukan untuk persenjataan.
“Tim sudah memutuskan bahwa, dalam pemikiran mereka, pasti ada penggunaan lain untuk produksi hidrogen tak efesien itu, yang paling mungkin untuk balon,” kata seorang pejabat Dephan AS yang berbicara tanpa ingin diungkapkan identitas dirinya.
Surat kabar berpengaruh itu tidak menuliskan tentang kesimpulan para analis tersebut, namun The New York Times mengatakan opini itu diakui pula kebenarannya oleh mayoritas analis DIA.
Meski saling bersilang pendapat, Gedung Putih, CIA dan Pentagon (Dephan) membiarkan saja klaim masing-masing, kata The New York Times. (mi/ant)