Hidayatullah.com–Seolah kehilangan akal, pasukan AS Selasa (16/9/03) lalu secara agresif menggerebek rumah-rumah penduduk di tempat kelahiran Saddam Hussein di wilayah Tikrit. Dengan menggunakan senjata api, mereka membuka pintu secara paksa, memukul, menendang daun pintu.
Ahmed (10), yang tengah menggembalakan ternak sisa keluarganya di kebun, kaget tatkala ia melihat tentara AS menanyai seseorang dan siapa saja dengan cara menggebuk.
Ia menunjuk pasukan AS yang telah menyerang rumah nya dengan senapan. “Mereka menjadi musuh,” ujarnya kesal.
“Mengapa kamu menabrak gerbang hingga jatuh?” tanyanya seorang pria yang telah kepalanya membotak dan jenggotnya telah berwarna putih pada para tentara AS dengan senjata mereka.
Tentara AS menggerebek belasan rumah sepanjang hari di seluruh Iraq, dengan alasan untuk mencari senjata ilegal, membersihkan granat dan melawan penyerang gelap, dan menangkap siapa saja yang dicurigai sebagai penyerbu.
Pemimpin senior militer AS di Baghdad mengatakan strategi telah membantu mereka untuk merebut prakarsa dari para gerilyawan tersembunyi yang hingga kini sudah membunuh 73 tentara AS sejak Washington mengumumkan pertempuran utama di Iraq bulan Mei lalu.
Tetapi mereka juga mengakui adanya penangkapan terhadap orang-orang tak bersalah di wilayah Iraq terutama dalam berbagai penggerebekan yang dilakukan.
Ketika Amerika Serikat mengatakan penyeyerbuannya ke Iraq untuk bebaskan orang-orang yang menurutnya terkekang dengan kebebasan dan Saddam, para kritikus justru mengatakan peperangan yang dilakukan AS justru membuat masyarakat Arab terhadap Barat secara subur menciptakan kelompok pejuang yang anti-Amerika.
Pada akhir penggerebekan hari Selasa lalu, para pasukan mengatakan, mereka tidak mengetahui bila ada kekasaran dalam menangkapi lusinan pria yang dicurigai dalam operasi yang mereka sebut “Operation High Five.”
Namun, alasan Letnan David Poirier, memimpin penggerebekan itu mengatakan, tentara AS telah menemukan bahan peledak dalam satu rumah. “Aku yakin kita menemukan beberapa orang tidak baik,” katanya.
Komandan pasukan AS mengayakan, mereka percaya Saddam mungkin masih hiduo di dalam area di sekitar Tikrit tetapi mereka mengaku tetap belum memukan nya.
Karenanya, kekasaran sikap pasukan AS dalam penggerebekan di wilayah Iraq dengan alasan mencari Saddam, justru semakin menciptakan sikap kebencian yang mendalam bagi warga Iraq.
Tak heran, kebencian yang mendalam itu, kini melahirkan patriotisme anti AS. “Aku akan menjadi pejuang Iraq dan aku akan membunuh orang Amerika,” ujar Ahmed. (Diringkas dari Reuter)