Hidayatullah.com–Tidak lama lagi, anggota CIA (Central Intelligence Agency) akan bisa fasih dengan bahasa Arab agar lancar memata-matai aktifis Islam. Informasi ini datang setelah pihak kongres atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS bagian intelijen meminta agar CIA segera belajar bahasa Arab.
Permintaan ini dimaksud untuk melatih agen CIA supaya fasih berbahasa Arab sambil mengevaluasi kembali kelemahan agen intelijen nya yang gagal dalam menguasai Iraq.
Kalangan Kongres sendiri telah sejak lama menyatakan keraguannya berhubung kelemahan para agen CIA dalam penguasaan bahasa Arab, Parsi atau Pashto guna memberi gambaran informasi di negara-negara Timur-Tengah khususnya Arab, Iran dan Afghanistan.
Seorang anggota kongres dari partai Republik mengatakan, sejumlah besar uang yang seharusnya diperuntukkan pihak pemerintah untuk melatih pegawai CIA mempelajari bahasa itu justru digunakan untuk tujuan lain tahun lalu.
Porter Goss seperti dipetik koran New York Times bahkan pernah menulis surat kepada Direktur CIA, George J Tenet guna membuka berbagai persoalan mengenai kekagagalan intelijen dalam kasus Iraq.
“Kemampuan kita tidak sepatutnya seburukitu,” katanya dikutip New York Times.
Goss juga mengatakan, ada terlalu banyak ‘jurang’ dalam cara pengumpulan informasi yang disampaikan agen intelijen AS itu mengenai mengenai pertahanan konvensional Iraq dan segala program senjata yang selama ini diperolah.
Menurutnya, tidak adanya bukti tuduhan kepada Iraq yang memiliki segala jenis senjata biologis seperti yang selama ini banyak disampaikan pejabat AS merupakan sisi ketidakcermatan CIA dalam menemukan informasi.
Upaya CIA memperdalam bahasa Arab ini mungkin akan menginidikasikan lebih banyak lagi tuduhan kepada Islam dengan serangkaian tindakan yang oleh AS sebagai terorisme. (nyt/cha)