Hidayatullah.com–Kalau Saddam mau bicara, bisa jadi banyak negara dan tokoh dunia yang malu karena pernah dekat dengannya. Mungkin dia akan mengatakan, “Mengapa mereka sekarang memusuhi saya, padahal merekalah dulu yang membantu saya dengan kekuatan militer, kemampuan diplomatik, dan segala teknologi,” tulis BBC.
Termasuk yang disebut “mereka” oleh Saddam adalah Presiden Prancis Jacques Chirac dan Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld. Yang paling penting perannya adalah Uni Soviet.
Negara itulah yang memberi Saddam perlengkapan militer terbaiknya. Antara lain pesawat MIG 29, tank T-72, rudal scud, dan perlengkapan artileri. Itu semua diberikan dengan gratis.
Menyusul Soviet adalah Prancis. Saat masih menjadi perdana menteri -1974- Chirac sempat mengunjungi Saddam di Baghdad. Setahun kemudian, Saddam balas berkunjung ke Prancis dan meninjau reaktor nuklir negeri itu atas undangan Chirac. Konon terjadi negosiasi jual beli perlengkapan tersebut.
Selain itu, Prancis menyuplai jet tempur Mirage F1 selama sepuluh tahun. Pada 1980-an, 40 persen senjata Prancis diekspor ke Iraq.
Begitu dekatnya hubungan Saddam-Chirac itu bisa dilihat dari surat-surat mereka. Chirac selalu mengawalinya dengan kalimat “My dear friend” (temanku tersayang).
Bukan hanya Soviet dan Prancis. Negara Barat lain, seperti AS, Inggris, Jerman, dan Itali juga sangat dekat dengan Iraq. Mereka juga sering membantu kebutuhan militer dan sipil Negeri Seribu Satu Malam itu. Juga keuangannya.
Kedekatan AS dengan Iraq diwakili Rumsfeld. Terutama ketika Washington menganggap Iran -tetangga Iraq- sebagai ancaman, 1979.
Ronald Reagan, yang menjadi presiden AS waktu itu, mengirim Rumsfeld ke Baghdad untuk membantu Iraq melawan Iran. Usai pertemuan itu, sebuah pernyataan resmi dipaparkan. “Rumsfeld mengatakan kepada Saddam bahwa AS dan Iraq sama-sama berkepentingan terhadap ekspansi Iran dan Syria.”
Namun, di balik itu terdapat pembicaraan lain, yakni membahas upaya menghentikan ekspor minyak Iran. Setelah itu, hubungan kedua negara terhenti sejak 1984. (bbc)