Koran Harian Metro, yang meliput peristiwa semalam mengikuti jalannya acara di mana ratusan kalangan muda Indonesia, yang umumnya para pekerja di yang tinggal di Balakong. Yang mengecewakan, ujar Harian Metro, mereka menggelar musik “syaithan” disertai alunan al-Quran, doa-doa dan selawat.
Para pengunjung, kebanyakan remaja yang mencoreng mukanya dengan tinta, memakai baju hitam berlambang salib terbalik serta berambut panjang. Mereka menengadahkan tangannya sewaktu membaca doa ketika memulai acara pada jam 11 malam, sebelum kemudian acara berubah menjadi histeria, kutip Harian Metro.
Acara bertajuk, ‘Konser Halal Bihalal’ yang berlokasi di dekat Juara Sinar Apartment, Taman Juara Jaya itu semakin liar tatkalan ratusan remaja Indonesia itu memulai berjoget seperti orang kerasukan hingga mengangkat tubuh wanita ke udara, hingga ada yang sempat membuka pakaian, Harian Metro, Pesta musik gila, begitu Harian Metro menyebut, menyajikan musik-musik berjenis “trash’, ‘heavy metal’ dan ‘dangdut’. Konsert bertambah ‘panas’ saat para pekerja Indonesia itu menggeleng-gelengkan kepala sambil menari dengan berpeluk-pelukan.
Ditaksir tidak kurang dari 600 remaja belia Indonesia yang bekerja kilang di sekitar Kajang, Bangi dan Petaling Jaya ikut larut dalam acara itu. Kebanyakan mereka dilihat memakai baju T berwarna hitam dengan pelbagai logo ganas sambil menari tanpa menghiraukan cuaca panas.
Sementara itu, seorang panitian konser mengatakan, acara seperti ini sudah diadakan selama tiga tahun berturut-turut yang ditujukan mempererat hubungan diantara mereka pada bulan Syawal, ujar Tumadi (20), pihak panitia penyelenggara.
“Kebanyakan yang hadir adalah cewek (gadis) dan cowok (pemuda) dari Pulau Jawa. Kami sudah pohon permit (izin) untuk mengadakan acara ini dari polisi (polis) dan maklumkan kepada `bapak’ di Kedutaan Indonesia.
“Ini adalah acara biasa di Indonesia. Mereka cuma mahu berhibur dan hilangkan stress bekerja. Kami ingin sampaikan pesan cinta damai,” katanya.
Tapi penduduk Malaysia justru tak enjoy dengan acara ini. Penduduk justru merasa ketakutan dan menganggap acara para pekerja Indonesia ini sebagai bentuk pelecehan kedaulatan Malaysia.
“Mereka menyalah gunakan permit (izin) yang diberikan itu untuk menganjurkan konsert haram. Oleh karena itu polisi bertindak mengarahkan ia supaya dihentikan serta-merta,” kata Ketua Polis Daerah Kajang, Asisten Komisioner Mohd Noor Hakim Kassim.
“Saya menganggap konser liar ini mencemarkan kedaulatan Malaysia,” ujar Pengurus Persatuan Penduduk Juara Sinar Apartmen, Halim Md Noor seperti dikutip Harian Metro. Inikah wajah generasi kita di tanah orang?. (metro/cha)