Hidayatullah.com–Perusahaan Halliburton akan membangun penjara senilai 30 juta dolar AS di pangkalan militer Amerika yang terletak di teluk Guantanamo, Kuba, tempat penahanan 520 orang yang oleh AS dikait-kaitkan kasus terorisme. Pernyataan itu dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan AS pada Kamis (16/6) kamarin.
Dalam pekan yang sama, Wakil Presiden AS Dick Cheney dan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld melancarkan upaya-upaya pembelaan ketika para anggota parlemen menyatakan penjara Guantanamo telah merusak citra bangsa Amerika Serikat.
Berbagai kritik telah mengutuk perlakukan yang diterima oleh para tahanan Guantanamo, yang oleh AS telah diabaikan semua haknya sesuai dengan Konvensi Jenewa tentang tahanan perang.
Menurut laporan terakhir Badan Amnesti Internasional, para tahanan di Guantanamo itu disebut dengan "the Gulag of our times".
Penjara dua lantai yang dilengkapi dengan penyejuk udara (AC), yang dikenal dengan Detention Camp #6 dan berdaya tampung 220 orang, akan dibangun di Guantanamo.
Dikutip dari isi kontrak pembangunnya, gedung itu juga akan memiliki sarana olah raga, kesehatan dan gigi, selain tentu saja ruang pengawas keamanan.
Dalam kontrak tersebut, tidak dirinci secara jelas apakah para penghuni barunya kelak merupakan para tersangka pelaku teror dari luar AS.
Bekerjasama dengan Norfolk, perusahaan Angkatan Laut AS yang berpusat di Virginia, Atlantic, pembangunan penjara baru itu direncanakan akan selesai pada bulan Juli 2006.
Masih menurut Departemen Pertahanan, total kontrak kerja sama itu bisa mencapai 500 juta dolar AS bila semua bangunan selesai dikerjakan.
Proyek itu, kata sumber di Pentagon, juga akan melibatkan anak perusahaan Halliburton, Kellogg Brown & Root Services of Arlington, di Virginia, yang akan mengerjakan antara lain ventilasi pemanas dan penyejuk udara, pipa, serta peralatan elektronik.
Tahanan pertama yang menghuni penjara Guantanamo tiba pada bulan Januari 2002, setelah serangan pesawat yang dibajak dan menabrakkan diri ke gedung WTC di New York dan Pentagon, 11 September 2001.
Pihak Pentagon menyatakan 520 tahanan asal 40 negara kini sedang menjalani hukuman di Guantanamo. Namun Pentagon tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan apa dan bagaimana tahanan di tempat tersebut.
Rumsfeld, pada Selasa (14/6), mengatakan para pembayar pajak di AS telah membiayai penjara beserta fasilitasnya dengan nilai total mencapai 100 juta dolar AS.
Rebutan Proyek
Halliburton Group bukan nama asing. Sejak kasus pengambilan paksa Iraq oleh Amerika beberapa saat yang lalu, perusahaan asal Amerika ini tiba-tiba sempat menjadi berita besar. Pasalnya, perusahaan yang menang tender pembangunan kembali Iraq pasca invasi itu ada nama Dick Cheney.
Dick Cheney memimpin Halliburton Group era 1995-2000. Anak perusahaan Halliburton lain yang sibuk cari proyek di Iraq adalah Kellogg Brown & Root. Mereka bidang spesialis bidang konstruksi, engineering, dan bisnis lain.
Masuk akal bila ada analisa mengatakan bila serangan Amerika Serikat ke Iraq adalah bertujuan mencari ‘proyek’. Bukan alasan senjata pemusnah massal seperti selama ini dikemukakan Amerika. (ant/hid/cha)