Kamis, 8 Agustus 2005
Hidayatullah.com–Pertemuan Selasa (23/8) itu merupakan kesepakatan itu merupakan hasil dari KTT yang menyatukan PM John Howard dengan para pemimpin masyarakat Islam. Pertemuan yang dilakukan di Gedung Parlemen Australia itu diserukan untuk membahas bagaimana caranya untuk mengucilkan pendakwah yang oleh Asutralia dianggap ekstrim dan menjaga keamanan negara itu dari serangan teror setelah serangan maut London yang menewaskan 52 penumpang kereta api dan bus pada 7 Juli lalu.
"Para anggota penganut Islam dan para pemimpinnya memiliki tanggung jawab untuk menentang dan melawan siapa saja yang berusaha mendorong penggunaan aksi kekerasan dan terorisme atas nama Islam,’ demikian menurut satu pernyataan yang disiarkan setelah pertemuan itu.
"Pemerintah harus mendukung dan mendorong para pemimpin Islam untuk menentang dan menghapuskan ekstrimisme," katanya menambahkan. Howard mengatakan kelompok itu dengan suara bulat menyetujui untuk menolak dan memerangi terorisme.
Seorang delegasi terkemuka Ameer Ali, presiden Federasi Dewan Islam Australia, mengatakan ada beberapa alasan tentang apakah pasukan Australia harus dilibatkan dalam perang terhadap teror di Iraq dan Afghanistan. Namun dia menambahkan: "Kami tidak berada di sini bukan untuk mengubah politik luar negeri dari negeri ini."
Howard telah dikecam karena dituduh hanya memilih para pemimpin moderat, namun dia berpendapat para pemimpin ekstrimis tidak harus diberikan suara. "Saya membuat satu keputusan untuk tidak mengundang orang-orang yang mengekspresikan pandangan ekstrim dengan alasan yang sederhana bahwa kaum ekstrimis selalu membajak pertemuan-pertemuan," kata Howard di depan para delegasi di KTT tersebut.
Wassim Doureihi, jurubicara untuk kelompok Hizbut Tahrir yang pernah dituduh Inggeris terlibat bom, mengatakan di Sydney bahwa pemerintah seharusnya menerima politik luar negerinya tentang Iraq dan Afghanistan.
"Kami menolak setiap usaha untuk menempatkan hambatan secara kolektif atas masyarakat Islam," katanya menambahkan.
Meski Australia tidak pernah mengalami serangan teror besar, ada kekhawatiran bahwa hubungan akrab Howard dengan AS dan keputusannya untuk mengirimkan pasukan ke Afghanistan dan Irak telah meningkatkan negara itu sebagai sasaran aksi teror.
Canberra baru-baru ini telah meningkatkan jumlah pasukannya di Iraq dan berencana untuk mengirimkan 190 pasukan tempur elit ke Afghanistan bulan depan untuk memerangi al-Qaida dan pemberontak Taliban. Aziza Abdel Halim, presiden Jaringan Nasional Wanita Muslim, mengatakan banyak pemuda Islam ditarik ke pandangan radikal karena keterlibatan militer Australia di Iraq dan Afghanistan.
Ketika ditanya apakah penarikan pasukan dari Irakqdan Asia Tengah akan membantu meredakan sentimen anti-Barat, Halim mengatakan, "Itu akan banyak membantu. Itu pasti akan banyak membantu." Howard mengatakan pertemuan itu, yang juga melibatkan sejumlah menteri pemerintah dan birokrat senior serta pejabat senior intelijen dan polisi kontra-terorisme, merupakan awal suatu dialog antara pemerintah dan para tokoh senior Muslim. Pemerintah juga berusaha mendapatkan petunjuk dan advis bagaimana untuk menjamin bahwa pandangan ekstrim tidak diajarkan di sekolah-sekolah Islam, kata Howard. (ap/wpd)