Hidayatullah.com—Kuwait menutup misi kebudayaan Iran dan kantor-kantor yang berkaitan serta mengurangi jumlah diplomat Iran yang berada di negaranya.
Kantor berita resmi Kuwait News Agency (KUNA) mengumumkan kebijakan itu dalam sebuah pernyataan singkat hari Kamis (20/7/2017) lapor Associated Press.
Menurut KUNA keputusan itu dibuat pemerintah menyusul terbongkarnya jaringan teroris pada tahun 2015, yang menurut pihak berwenang Kuwait berkaitan dengan Iran dan kelompok teroris bersenjata Syiah asal Libanon, Hizbullah.
KUNA melaporkan bahwa Duta Besar Iran sudah diberitahu perihal keputusan pemerintah Kuwait itu. Staf Kedutaan Iran tidak ada yang menanggapi ketika dimintai komentarnya.
Tahun 2016, Kuwait memvonis bersalah 23 orang –satu orang warga Iran dan sisanya warga Kuwait– dalam dakwaan melakukan aksi mata-mata untuk Iran dan Hizbullah, menyusul ditemukannya tumpukan senjata dan bahan peledak dalam operasi untuk membekuk kelompok teroris “Sel Abdali” pada 2015.
Iranian Times, mengutip lembaga penyiaran milik pemerintah Teheran, melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Kuwait memanggil Dubes Iran dan memerintahkan agar diplomatnya dikurangi dari 19 menjadi 4, serta menutup kantor misi kebudayaan dan militernya.
Menanggapi keputusan Kuwait itu, menurut laporan Iranian Times Kamis (20/7/2017), pemerintah Teheran memanggil charge d’affaires Kuwait yang berada di negaranya untuk menjelaskan masalah tersebut.
Kuwait tidak menempatkan seorang duta besar di Teheran sejak Januari 2016, setelah negara itu mengikuti langkah tetangga-tetangga Arab-nya menurunkan status hubungan diplomatik dengan Iran. Langkah itu diambil setelah terjadi penyerbuan dan vandalisme atas kantor diplomatik Arab Saudi di Teheran dan Mashhad.*