Kamis, 17 November 2005
Hidayatullah.com—Dalam laporan itu, banyak di antara mereka telah dipukuli dan kekurangan gizi serta sejumlah lagi tampaknya disiksa. Semua tahanan tersebut ditemukan Ahad malam, selama penyerbuan oleh tentara AS yang sedang mencari seorang remaja laki-laki yang hilang.
Mereka ditemukan di sel bawah tanah di dekat kompleks Kementerian Dalam Negeri di Jadriya, wilayah Baghdad tengah, dan banyak di antara mereka memperlihatkan tanda kelaparan berat dan pemukulan, kata beberapa pejabat Irak dan sumber militer AS.
“Saya diberitahu bahwa ada 171 tahanan yang disekap di satu penjara Kementerian Dalam Negeri dan mereka tampaknya kekurangan gizi,” kata Perdana Menteri Ibrahim Al-Jaafari kepada wartawan.
“Juga ada ngomongan bahwa mereka telah menjadi sasaran penyiksaan,” katanya.
Sebelumnya menteri dalam negeri menyebut jumlah tahanan itu sebanyak 161 dan mengatakan ia `terkejut ketika mengetahui perlakukan yang telah mereka terima`.
“Mereka diperlakukan dengan cara yang tak layak … mereka dilecehkan,” kata Hussein Kamal.
“Saya tak pernah menyaksikan situasi seperti itu selama dua tahun terakhir di Baghdad, ini yang paling buruk, “ katana kepada CNN.
“Saya melihat tanda penyiksaan fisik akibat pemukulan brutal, satu atau dua tahahan lumpuh dan kulit berbagai bagian tubuh sebagian tahanan lagi mengelupas,” katanya.
“Ini benar-benar merupakan perlakuan yang tak dapat diterima dan dicela oleh Menteri serta setiap orang di Iraq, “ katanya.
Di Washington, jurubicara Departemen Luar Negeri AS Adam Ereli menyebut tuduhan mengenai pelecegahan tersebut sebagai `mengganggu`. Amerika Serikat, yang sebagian tentaranya telah bersalah melakukan pelecehan terhadap tahanan Iraq, ingin Iraq menghukum personelnya kalau tuduhan itu terbukti kebenarannya, katanya.
"Kami tak melakukan penyiksaan. Dana kami tak percaya bahwa orang lain mesti melakukan penyiksaan," kata Ereli kepada wartawan.
"Jadi, ketika ada kasus orang dituduh melakukan penyiksaan, kami menanggapinya secara sungguh-sungguh; kami memandangnya dengan keprihatinan. Dan kami kira mesti ada penyelidikan dan mereka yang bertanggung jawab mesti dihukum, " katanya.
Kamal mengatakan semua tahanan tersebut mulanya ditahan dengan surat penangkapan tapi tak mengatakan waktunya. Mereka sekarang telah dipindahkan ke instalasi lain dan menerima bantuan medis.
Belum jelas mengapa mereka telah ditangkap. Sebagian besar tahanan dicurigai mendukung aksi perlawanan kelompok Sunni terhadap kaum Syiah dan pemerintah pimpinan suku Kurdi.
Masyarakat Sunni di Irak telah menuduh milisi yang memiliki dengan Kementerian Dalam Negeri –yang dikuasai pengikut Syiah– dan partai politik Syiah menangkapi teman mereka dalam berbagai serbuan dan menahan mereka tanpa proses pengadilan. Pemerintah telah membantah tuduhan tersebut.
Kamal menyatakan Al-Jaafari, seorang pengikut Syiah, telah memerintahkan penyelidikan kasus tahanan di bungker tersebut, yang akan dipimpin oleh wakil perdana menteri dari suku Kurdi.
"Siapa pun yang melecehkan tahanan itu, atau setiap tahanan di Iraq, akan memikul tanggung jawab hukum dan diseret ke pengadilan, " kata Kamal.
Beberapa prajurit dan sumber militer AS `terkejut` ketika mereka menemukan tahanan itu, sebagian dari mereka memiliki tanda bekas pemukulan, dan mereka kelihatannya tak memperoleh makanan yang layak selama berpekan-pekan.
`Itu tak kami duga sama sekali, kami sedang mencari seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun,` kata seorang prajurit dari Divisi Infantri Ke-3 AS –pasukan yang berpangkalan di Baghdad dan melakukan penyerbuan tersebut.
Tuduhan itu muncul menyusul skandal pelecehan di penjara Abu Ghraib, yang mencuat tahun lalu. Beberapa prajurit AS dinyatakan telah melakukan penyiksaan secara fisik dan pelecehan seks terhadap tahanan di penjara bereputasi buruk tersebut di pinggir kota Baghdad.
Sedikitnya delapan prajurit berpangkat rendah AS sejauh ini telah diseret ke pengadilan militer karena terlibat dalam pelecehan itu, yang membuat marah rakyat Iraq dan menyulut aksi perlawanan dua tahun. (rtr/rri/cha)