Selasa, 5 Desember 2005
Hidayatullah.com–Pembom bunuh diri menyerang pusat perbelanjaan Sharon yang sebelumnya pernah diserang bom sekitar pukul 11.30 waktu setempat, melukai sekitar 40 orang dan ada diantara mereka yang luka parah.
Dua kelompok pejuang Palestina mengaku bertanggungjawab namun hanya Jihad Islam yang mengumumkan nama pembom bunuh diri pelaku serangan tersebut.
Aksi ini terjadi setelah Israel meluncurkan serangan roket ke Gaza untuk menanggapi serangan Palestina.
Sebelumnya pada hari Senin pagi, departemen pertahanan Israel mengukuhkan bahwa Menteri Pertahanan Shaul Mofaz memerintahkan dilanjutkannya "pembunuhan terencana" atas tokoh-tokoh pejuang Palestina.
"Terdengar suara bom dan ada kilatan cahaya," kata saksi mata Yisrael Klein kepada televisi Israel.
"Beberapa detik kemudian, orang-orang jatuh ke tanah, beberapa terluka dan beberapa lainnya tewas."
Televisi Israel memperlihatkan gambar bagian depan pusat perbelanjaan itu hancur akibat ledakan.
Kelompok Jihad Islam mengatakan bertanggungjawab atas serangan itu dan menyebut pemboman dijalankan oleh Lufti Amin Abu Salem, dari sebuah desa diantara kota Jenin dan Tulkare, di Tepi Barat.
Klaim sebelumnya datang dari Brigade Syuhadai al-Aqsa, yang dikaitkan dengan faksi Fatah pimpinan Mahmoud Abbas.
Serangan itu adalah pemboman bunuh diri pertama di Israel sejak ledakan mengguncang kota Hadera tanggal 26 Oktober.
Bom bunuh diri di Palestina bukan pertama kali. Kebanyakan, dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan Israel di bumi Palestina.
Pada tahun 2002 sebuah serangan pada jamuan makan di hari raya Passover atau Paskah Yahudi, menewaskan 29 orang dan memicu operasi militer Israel besar-besaran di Tepi Barat.
Banyak pihak menilai, bom ini dilakukan sebagai bentuk balasan setelah helikopter Israel menembakkan rudalnya ke sebuah gedung Yayasan Islam di Jalur Gaza. (irib/bbc/cha)