Hidayatullah.com—Muhammadu Buhari telah diambil sumpahnya sebagai presiden Nigeria yang beru, dia berjanji akan memerangi kelompok bersenjata Boko Haram.
Buhari, bekas penguasa militer di nigeria, dilantik pada hari Jumat (29/5/2015) di ibukota Abuja. Dalam pidatonya dia mengatakan mewarisi “banyak tantangan”, termasuk masalah ekonomi yang parah dan merebaknya gangguan keamanan di seluruh penjuru negeri.
“Kita akan menghadapi mereka dengan kepala tegak … Rakyat Nigeria tidak akan menyesal telah mempercayakan amanahnya kepada kami,” kata Buhari seperti dikutip Aljazeera.
Presiden baru berlatar belakang tentara itu mengatakan akan mendirikan pusat komando baru di wilayah timur laut di Maiduguri, ibukota negara bagian Borno yang merupakan pusat basis kekuatan Boko Haram.
“Boko Haram adalah sebuah kelompok yang tidak punya otak dan tak bertuhan, yang jauhnya dari Islam sejauh yang dapat orang pikirkan,” kata Buhari.
Berpakaian tradisional pria Muslim Nigeria, Buhari berdiri di panggung dengan kitab al-Qur`an di tangan kanannya. Dia berjanji akan menjunjung tinggi konstitusi dan hukum negara Afrika yang paling banyak penduduknya tersebut.
Pria yang kini berusia 72 tahun itu mengambil alih kekuasaan dari Goodluck Jonathan melalui pemilihan umum bersejarah pada Maret lalu dengan kemenangan telak. Pemilihan umum itu bersejarah bagi Nigeria, sebab selama puluhan tahun peralihan kekuasaan di negara itu terjadi melalui kudeta atau secara paksa.
Muhammadu Buhari, seorang pengguna setia alas kaki berupa sandal dan berdisiplin tinggi itu, berasal dari wilayah utara Nigeria yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Pria yang dikenal tidak mempan disuap tersebut berjanji akan memberantas korupsi yang menggerogoti setiap aspek kehidupan di negaranya. [Baca juga berita sebelumnya: Jenderal Muhammadu Buhari menang pilpres Nigeria kalahkan incumbent Goodluck Jonathan]
Sekitar 30 negara mengirimkan perwakilan tingkat tingginya untuk menghadiri upacara pelantikan Buhari, kebanyakan dari Benua Afrika.
Kehadiran Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma pada pelantikan Buhari menunjukkan keinginan kuat pemerintah Pretoria untuk memperbaiki hubungan diplomatiknya dengan Abuja, yang sempat memburuk di era Goodluck Jonathan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond dan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius juga hadir dalam pelantikan Buhari sebagai presiden.
Reporter Aljazeera Yvonne Ndege melaporkan dari lokasi pelantikan mengatakan bahwa rakyat Nigeria merasa Buhari akan menampilkan kepemimpinan yang berbeda dan mereka menaruh kepercayaan besar terhadap Buhari untuk membuat banyak perubahan di negeri itu.
“Harapannya begitu upacara pelatikan usai adalah kerja keras pemerintah dan mewujudkan asa baru bagi Nigeria akan dimulai.”
Oleh karena Nigeria sedang mengalami krisis bahan bakar yang sangat parah, upacara pelantikan Presiden Muhammadu Buhari itu menggunakan generator yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan swasta, lapor Aljazeera.*