Hidayatullah.com–Upaya perjuangan rakyat Palestina kian menemukan titik terang. Hamas dan Fatah—dua sayap pergerakan Islam utama Palestina yang silih berseberangan—mengadakan dialog di jantung negara Senegal, Dakar, selama dua hari penuh (6-7/6).
Dialog tersebut diprakarsai oleh Presiden Senegal, Abdullah Waad, yang juga tengah menjabat kepala OKI (Organisasi Konferensi Islam) periode sekarang, dan Menteri Luar negeri Senegal Shaikh Tijan Jado. Dialog digelar sebagai upaya rekonsiliasi Hamas—Fatah, demi penyelesaian krisis dan penentuan masa depan Palestina yang lebih baik.
Keterangan resmi kepresidenan Senegal menegaskan dialog tersebut ”bertujuan untuk kemaslahatan keluarga besar Palestina.”
Dialog Dakar membuahkan hasil yang memuaskan. Kubu Hamas diwakili oleh Khalid Mashal, sementara kubu Fatah diwakili oleh Hikmat Zaid. Mashal dan Zaid menandatangani nota kesepakatan dan rekonsiliasi antara Hamas-Fatah. Nota tersebut juga diteken oleh Menlu Senegal.
”Alhamdulillah, dialog berjalan secara langsung dan penuh dengan kekerabatan. Kita semua berharap, mudah-mudahan dialog Dakar ini dapat memulihkan suhu perpolitikan Palestina, dan upaya perjuangan rakyat Palestina pun semakin menemukan titik terang,” demikian dikatakan Presiden Senegal, sebagaimana dilansir Aljazeera (9/6).
Suksesnya dialog Dakar turut memantapkan langkah Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menggalang solidaritas petinggi negara-negara Arab guna membantu memperbaiki masa depan dan kemaslahatan rakyat Palestina.
Selepas pertemuan Dakar, Presiden Abbas langsung melawat ke Jeddah untuk bertemu dengan raja Saudi Arabia, Abdullah ibn Abdul Aziz, keesokan harinya (8/6). Dalam pertemuan tersebut, Abbas mengharapkan Liga Arab dapat mensponsori digelarnya dialog lanjutan antar semua elemen rakyat Palestina secara total, disamping melakukan ”langkah-langkah strategis” secara bersama untuk kemaslahatan Palestina. [aljazeera/atj/hidayatullah.com]