Hidayatullah.com–Seorang pendukung calon presiden AS dari kubu Republik, John McCain, memicu kemarahan Muslim Amerika setelah menyatakan, orang Islam ingin membunuh orang Amerika.
"Komentarnya ini hampir mendekati pernyataan rasial. Ini taktik jalanan yang murah," ujar Khaled Saffuri, yang ikut membantu mengorganisir para pendukung Arab dalam kampanye Presiden George W Bush, 2000 lalu.
Pendukung McCain dan juga mantan tahanan perang Vietnam, Bud Day mengatakan, orang Islam ingin membunuh orang Amerika.
"Orang Islam bilang, kita harus berlutut, bila tidak mereka akan membunuh kita. Saya tidak mau berlutut dan saya tidak menganjurkan setiap orang agar berlutut," ujarnya.
Kubu McCain sendiri menolak mengecam pernyataan Day.
"Ancaman yang kita hadapi dari ekstremisme Islam radikal," ujar jubir McCain, Michael Goldfarb.
Namun seorang jubir Partai Republik kemudian menyebutkan, Day mengakui telah salah ucap dan melakukan kesalahan karena yang ingin ia katakan adalah “teroris” dan bukannya Muslim.
Menurut warga Muslim Amerika, pernyataan Day merupakan yang terakhir di tengah meningkatnya sentimen anti-Muslim di AS. "Bahkan sekalipun hanya kesalahan atau salah ucap, ini menunjukkan masalah rasisme yang lebih besar. McCain dan kubu Republik semestinya mengutuk hal ini," ujar Saffuri.
"Ini menunjukkan bentuk Islamofobia," tambah Saif Ishoof, pendukung kubu Republik dari Miami dan Ketua Center for Voter Advocacy, sebuah grup nonpartisan di Florida yang mendidik orang Islam tentang proses politik.
McCain sendiri juga memicu kemarahan Muslim Amerika karena menolak menghentikan penggunaan cap teroris dan ekstremis sebagai 'Islamik'. Guru spiritualnya, Rod Parsley juga memicu kecaman karena menggambarkan Islam sebagai agama yang salah dan menyerukan orang Kristen untuk memeranginya.
"Pandangan Day yang menyimpang ini telah mengabaikan mayoritas Muslim yang membela bangsa kita dalam melawan ekstremisme dan kekuatan anti-Amerika," ujar Corey Saylor, Direktur CAIR. [iol/hidayatullah.com]