Hidayatullah.com–Para keluarga pasien di Jalur Gaza menilai bahwa pemerintah Mesir bertanggung jawab penuh atas “nyawa” anak-anak mereka, yang semakin lama semakin parah sakit yang mereka derita.
Lajnah Al Ahali Al Mardha (Komite Keluarga Pasien) menjelaskan dalam keterangan persnya Kamis kemarin (7/8), bahwa mereka terguncang akibat penolakan pihak Mesir untuk berobat.
“Kami merasa terguncang, sampai kini pihak kemanan Mesir masih melarang para pasien untuk berobat di wilayah mereka dan membuka gerbang Rafah tiga kali dalam sepekan bagi para pasien,” sebagaimana dikutip situs milik Pejuang Hamas, Markaz Filisthini li Al I’lam.
Adalah hal yang aneh menurut mereka jika berbicara tentang upaya membuka pintu perbatasan di Israel, agar barang dagangan bisa masuk, di waktu Mesir “mencekik” saudaranya sendiri di Gaza, karena enggan membuka pintu perbatasannya untuk para pasien, begitu lanjutnya.
Masih menurut organisasi itu, bahwa Mesir lebih baik membuka perbatasannya daripada mengurusi perbatasan yang di kuasai Israel.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mereka menjelaskan bahwa daftar pasien yang meninggal karena tidak mendapatkan pengobatan yang layak semakin berderet panjang. Terakhir, sudah tercatat 230 pasien yang meninggal karena hal ini. [Markaz Filisthini li Al I’lam/tho/hidayatullah.com]