Hidayatullah.com–Dewan Kota Amsterdam mengalihkan perhatiannya kepada sebuah masalah yang cukup memusingkan, menyangkut salah satu sektor bisnis kunci di kota itu, perbankan dan kredit para pelacur yang tidak bisa mendapatkan pijaman dari institusi keuangan yang ada.
Distrik lampu merah di kota itu terkenal di seantero dunia dengan para wanitanya yang terlihat di jendela-jendela mini dengan pakaian yang juga sangat minim. Meskipun industri seks itu legal di sana, banyak institusi perbankan yang malu untuk menarik mereka menjadi nasabahnya.
Sebagai bagian dari proyek kota, “Project 1012” yang ingin memperbaiki penampilan lingkungan sekitar wilayah De Wallen, yang di dalamnya termasuk distrik seks, pihak dewan kota telah diminta untuk mencari jalan guna membantu para pengusaha rumah bordil dan PSK, agar mereka mendapatkan akses ke perbankan yang lebih baik.
“Hingga saat ini sangat sulit bagi orang-orang yang bekerja di industri seks mendapatkan kredit,” kata seorang juru bicara dewan kota.
“Bagi mereka adalah bencana, ketika mereka tidak bisa mendapatkan pinjaman seperti pada umumnya, bantuan atau kredit rumah atau apapun dari perbankan reguler.”
Dalam dua bulan ini dewan kota diharapkan bisa mencapai satu kesimpulan mengenai apa yang mungkin bisa dilakukan guna membantu industri tersebut.
Namun demikian, sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar lokal di sana, bukan berarti akan dibuat sebuah “Bank Seks.” Juru bicara dewan kota menjelaskan, “Tindakan yang mungkin kami lakukan adalah lebih pada bantuan mencari tahu dan berbicara dengan para banker dan berusaha membuat sebuah sistem pelayanan guna mendapatan pinjaman atau kredit.” Ia menambahkan, dewan kota ingin meyakinkan pihak perbankan bahwa prostitusi adalah sebuah industri yang “œbonafide”, dan mereka para “pengusaha” yang menjalankannya memerlukan akses ke industri perbankan sebagai legitimasi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dalam rencana jangka panjang “Proyek 1012” yang namanya diambil dari nomor kode pos setempat, pihak pemerintah kota ingin membatasi prostitusi menjadi terbatas hanya pada beberapa wilayah yang dikontrol dengan ketat.
Usaha tersebut sudah dimulai dengan membeli beberapa bangunan yang dulunya tempat prostitusi, kemudian mengubahnya menjadi galeri seni atau perumahan biasa. [di/reuters/hidayatullah.com]