Hidayatullah.com–Utusan AS untuk Timur Tengah, George Mitchell, Jum’at (23/4) memulai serangkaian pertemuan dengan para pemimpin Israel dan Palestina dalam upaya untuk penjajakan kembali proses perdamaian yang terhenti.
Mitchell bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel, Uhud Barak di Tel Aviv. Keduanya sepakat untuk bertemu lagi minggu depan di Amerika Serikat. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Israel, Shimon Peres.
Selain itu Mitchell juga dijadwalkan akan mengunjungi Ramallah dan akan mengadakan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Dia menekankan penentangannya terhadap Netanyahu untuk membekukan kegiatan permukiman di Yerusalem Timur, seperti yang dituntut oleh Washington.
“Tidak akan ada pembekuan (permukiman) di Yerusalem. Dan semua orang tahu itu..,” ujar Mitchell di sebuah TV.
Netanyahu menambahkan, “Kami tidak semuanya setuju dengan Amerika Serikat,” katanya. Ia menambahkan lagi, “Namun meski bagaiamanapun, hubungan yang kuat antara kita, dapat membantu dalam mengatasi masalah ini.”
Negosiasi damai antara Palestina dan Israel terhenti sejak akhir tahun 2008. Sekarang Amerika Serikat mencoba kembali membangun negosiasi tersebut melalui utusannya Mitchell.
Akan tetapi masalah permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem Timur, saat ini menjadi kendala utama untuk dimulainya kembali proses perdamaian itu.
Kedatangan George Mitchell ini merupakan kunjungan pertama di wilayah itu sejak Netanyahu dan Barack Obama bertemu di Washington sebulan yang lalu, ditengah terjadinya keretakan dalam hubungan antara Amerika dan Israel.
Keretakan berpangkal dari Israel, di mana di sela kunjungan Wakil Presiden AS, Joe Biden, negara Zinis itu justru melaksanakan pembangunan sebanyak 1.600 rumah baru di wilayah Jerusalem Timur.
Istilah ‘proses damai’ sering digunakan Amerika dan Israel terhadap masalah Palestina, meski kenyataannya adalah retorika yang hanya diulang-ulang. [sadzali/arby/hidayatullah.com]