Hidayatullah.com–Senin (24/5), Inggris mencetak sejarah. Untuk pertama kalinya iklan klinik aborsi ditayangkan di TV.
Tiga perempuan menjalankan rutinitas mereka: menunggu bus, mengantar anak-anak ke sekolah. Toh pikiran mereka mengawang. Pertanyaan “telat datang bulan?” terngiang di telinga. Deretan nomor telepon klinik aborsi mengakhiri iklan yang berdurasi 30 detik itu. Cukup lama untuk mencetak sejarah.
“Saya tinggal di London, lima puluh meter dari klinik aborsi. Secara rutin sejumlah lelaki berjubah cokelat dan perempuan dengan rosario berdiri di trotoar seberang klinik, membujuk gadis-gadis muda agar tidak memasuki klinik. Tanpa kehadiran polisi pun, kitab Mazmur dan spanduk bergambar Yesus yang disalib sudah cukup mengintimidasi.”
Sejak zaman kuno, undang-undang aborsi Inggris termasuk yang paling liberal di dunia. Empat puluh tahun lalu, di banyak negara Eropa Barat lainnya batas waktu untuk menggugurkan janin adalah dua belas minggu, sedangkan di Britania Raya janin masih boleh digugurkan sampai usia 24 minggu.
Toh, pendekatan resmi yang terbuka mengenai hubungan seks dan akibatnya, termasuk aborsi, tidak pernah dilakukan di Britania Raya.
Tertinggi di Eropa
Hasil penelitian sangat mengejutkan. Britania Raya di Eropa adalah salah satu negara yang memiliki persentase tertinggi kehamilan remaja. Setengah dari kehamilan tersebut digugurkan.
Sejak dilegalisasi tahun 1967, jumlah aborsi per tahunnya terus bertambah. Tahun lalu, jumlahnya mencapai 195.300. Satu dari tiga perempuan Inggris pernah melakukan aborsi.
Tujuan iklan –yang disponsori organisasi penyuluhan seksual dan klinik aborsi Marie Stopes– adalah untuk memberi informasi kepada perempuan dengan kehamilan tidak diinginkan mengenai tempat mereka bisa menggugurkan kandungan.
Sudah sejak bertahun-tahun lalu Marie Stopes, sebuah organisasi nirlaba, ingin mengiklankan layanan mereka. Bukan saja untuk aborsi –istilah ini tidak muncul dalam iklan mereka– tapi untuk konsultasi. Layanan hotline mereka menerima 350.000 telepon per tahun. Banyak penelepon yang tidak tahu harus berbuat apa ketika tahu mereka hamil.
Sejak tahun lalu, iklan kondom diizinkan di TV Inggris. Sebelum iklan ini mengudara, informasi terbuka mengenai aborsi – atau yang disebut ‘layanan pascakonsepsi’ dalam jargon iklan – lama ditentang dan dianggap “terlalu kontroversial.”
Lalu bagaimana dengan publik Inggris? 75 persen percaya bahwa iklan ini akan menstimulasi diskusi mengenai aborsi dan penggunaan kontrasepsi. Atau seperti yang dikatakan seorang penentang aborsi setelah melihat iklan tersebut: “Ini akan membuka mata orang.”
Mengerikan
Tapi menurut penentang aborsi, yang bergabung di bawah payung aliansi antiaborsi ProLife, sangat “mengerikan” bahwa “klinik aborsi boleh membuat iklan, seolah mereka tak ada bedanya dengan produsen mobil”:
“Iklan yang justru menganggap remeh dan mempromosikan aborsi ini akan mengakibatkan makin banyaknya pengguguran kandungan. Iklan ini mengelabui pemirsa mengenai realitas aborsi. Aborsi bukan operasi medis biasa. Ini pembunuhan terhadap anak-anak yang belum lahir,” ujar antiaborsi ProLife. [rnwl/hidayatullah.com]