Hidayatullah.com–Veteran Amerika Serikat yang bertugas di atas kapal USS Liberty, ketika kapal tersebut diserang pasukan Israel, menyatakan bahwa apa yang mereka alami sama seperti yang dialami Mavi Marmara.
Tahun ini, tepatnya tanggal 8 Juni, veteran USS Liberty memperingati 43 tahun peristiwa serangan Israel atas kapal milik Angkatan Laut AS tersebut. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan kali ini terasa lebih “tajam”, karena adanya insiden Mavi Marmara.
Pada tahun 1967, USS Liberty yang sedang berada di Laut Mediterania diserang tentara Israel, baik lewat laut maupun udara. Akibatnya 34 pelaut AS tewas dan 174 lainnya luka-luka.
Joe Medders, salah seorang veteran USS Liberty, mungkin bisa dibilang sial, sekaligus beruntung, karena harus merasakan dua kali kebiadaban Israel di laut, tapi tetap selamat. Medders berada di atas Mavi Marmara ketika tentara Zionis Israel menyerang kapal kemanusiaan tersebut.
Berdasarkan pengalamannya, Medders mengatakan, ada banyak kesamaan antara peristiwa yang dialami Mavi Marmara dan rombongannya, dengan USS Liberty.
Keduanya sama-sama diserang Israel lewat laut dan udara, ketika kapal berada di atas perairan internasional di kawasan Laut Mediterania.
USS Liberty dan Freedom Flotilla yang terdiri dari 6 kapal, sama-sama tidak membawa senjata ketika Israel menyerang mereka. Dan keduanya juga sedang melakukan aktivitas damai yang legal.
Ketika menyerang Freedom Fotilla, Israel menembaki orang-orang yang ingin menyelamatkan diri, demikian juga ketika menyerang USS Liberty.
Israel memutus jalur telekomunikasi dan mengacaukan radar Freedom Flotilla. Hal serupa dilakukannya atas USS Liberty. Padahal tindakan tersebut jelas melanggar hukum internasional.
Dan yang pasti diketahui, Israel berusaha menghalangi penyelidikan atas kedua insiden tersebut. Dengan berbagai macam dalih dan upaya, Israel berusaha mengalihkan isu dan perhatian dunia internasional agar tidak merongrongnya dengan tuntutan penyelidikan penyerangan atas Freedom Flotilla.
Sementara itu, seperti yang tertulis di laman situs USS Liberty, “8 Juni1967 USS Liberty secara sengaja diserang oleh Israel. 40 tahun kemudian, para kru terus menuntut agar dilakukan penyelidikan yang sebenar-benarnya.”
Jika kapal milik AS yang ditembak Israel berpuluh-puluh tahun tidak mendapatkan pengungkapan masalah secara patut, apatah lagi kapal-kapal yang mendukung rakyat Palestina. [di/imc/ussl/hidayatullah.com]