Hidayatullah.com–Presiden Turki Abdullah Gul pada hari Jumat (2/7) menolak tuduhan terhadap negaranya yang dianggap menjauh dari Barat dan mendekat kepada dunia Islam. Ia menegaskan bahwa Turki adalah negara milik Eropa. Demikian dilansir Al-Arabiya.net (3/7).
Kepada surat kabar The Times Inggris, Gul mengatakan bahwa tidak perlu ragu terhadap Turki. Ia juga menjelaskan tentang hubungan negaranya dengan dunia Arab.
“Kami menganggap bahwa hal itu adalah suatu kesalahan besar yang menafsirkan kepentingan Turki untuk daerah geografis lain dan memutuskan hubungannya dengan Barat. Turki adalah milik Eropa,” tegas Gul.
Terhadap Iran, Turki sebelumnya sempat mendukung diulangnya pemilihan umum Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad yang menuai kontroversial. Namun ketika PBB mengeluarkan sanksi baru terhadap Iran atas program nuklirnya, Turki dengan tegas juga menolaknya.
Sedangkan hubungan Turki dengan Israel, yang dulunya adalah sekutu terpenting di wilayah tersebut, sekarang menjadi renggang akibat serangan Israel terhadap konvoi Freedom Flotilla yang menewaskan sembilan relawan Turki.
Namun salah satu upaya pertama yang dilakukan untuk rekonsiliasi hubungan antara Turki dan Israel, diadakan pertemuan tertutup antara Menteri Luar Negeri Turki Ahmad Davutoglu dan Menteri Perdagangan Israel Benjamin Ben Eliezer di Brussels.
Dalam pertemuan tersebut Turki meminta kepada Israel agar meminta maaf, memberikan konpensasi kepada keluarga korban, pembentukan tim investigasi internasional untuk penyidikan kasus Mavi Marmara, dan membuka blokade Gaza.
Sedangkan mengenai dukungan Turki kepada Hamas, Gul mengatakan bahwa mereka menghormati pilihan rakyat Palestina di Gaza. [sdz/aby/Hidayatullah.com]